Fakultas Teknik UPN Veteran Jatim Gelar Abdimas Produksi Sabun Antibakteri

Pengolahan limbah kulit jeruk menjadi produk sabun cuci tangan antibakteri yang bernilai jual lebih tinggi, merupakan salah satu solusi untuk mengatasi permasalahan saat melimpahnya panen buah jeruk di daerah Baratajaya, Kota Surabaya.

Fakultas Teknik UPN Veteran Jatim Gelar Abdimas Produksi Sabun Antibakteri
Foto bersama Tim Abdimas Fakultas Teknik UPN Veteran Jatim bersama peserta.

Surabaya, HARIANBANGSA.net - Pengolahan limbah kulit jeruk menjadi produk sabun cuci tangan antibakteri yang bernilai jual lebih tinggi, merupakan salah satu solusi untuk mengatasi permasalahan saat melimpahnya panen buah jeruk di daerah Baratajaya, Kota Surabaya.

Baratajaya ekat dengan taman dan kulineran, sehingga banyak masyarakat di sekitar daerah tersebut yang berjualan jus. Salah satunya jus jeruk. Sehingga, hal ini menghasilkan limbah kulit jeruk yang cukup melimpah dan terbuang begitu saja.

Salah satu produk pengolahan limbah kulit jeruk adalah minyak atsiri dari kulit jeruk. Kemudian dijadikan sebagai zat antibakteri pada sabun cuci tangan. Sabun cuci tangan antibakteri merupakan salah satu produk hasil pengolahan limbah kulit jeruk.

Atsiri dari kulit jeruk diperoleh dari hasil ekstraksi menggunakan alat ekstraksi sederhana, yaitu seperangkat alat ekstraksi dengan pemanas microwave. Tentu hasil ekstraksi dari limbah kulit jeruk ini sangat bermanfaat dan bernilai. Khususnya untuk mengatasi melimpahnya limbah kulit buah jeruk di daerah Baratajaya yang merupakan salah satu daerah sentra kuliner.

Selain itu, pengolahan limbah kulit jeruk untuk dijadikan sebagai salah satu bahan pada produksi sabun antibakteri, merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan nilai jual dari limbah. Serta mengembahkan skill kemandirian bagi peserta putri Panti Asuhan Aisyiah I Baratajaya, Surabaya.

Melihat potensi limbah kulit buah jeruk yang ada di Baratajaya, membuat dosen dan mahasiswa Program Studi Teknik Kimia, Fakultas Teknik, UPN Veteran Jawa Timur tergerak untuk melakukan pengabdian masyarakat. Hal ini guna mengembangkan produk sabun antibakteri dari kulit jeruk.

Melalui pengabdian masyarakat ini, dosen Program Studi Teknik Kimia yang dipimpin oleh AR Yelvia Sunarti beranggotakan Syuaibatul Islamiyah dan Nailul Hasan dibantu oleh mahasiswa. Terdiri dari Septya Virganita A.N, Rifka Firdausi dan Yusri melakukan pengabdian masyarakat.

Program pengabdian masyarakat mengangkat judul PKM-EDU Pengembangan Skill Kemandirian Melalui Produksi Sabun Antibakteri dari Limbah Kulit Jeruk di Panti Asuhan Yatim Puteri Aisyiyah I Baratajaya, Surabaya.

Program ini dilaksanakan pada Jumat, 12 Juli 2024 yang bertempat di Aula panti asuhan. Penyuluhan ini dihadiri oleh kepala panti, pengurus, dan putri-putri panti asuhan.

Pelaksanaan kegiatan penyuluhan diawali dengan pembukaan oleh MC. Kemudian dilanjutkan dengan pembagian brosur mengenai materi pembuatan sabun cuci tangan antibkateri. Penyampaian materi ini dilakukan oleh AR Yelvia Sunarti didampingi Syuaibatul Islamiyah dan Nailul Hasan.

Tim Abdimas menjelaskan secara langsung mengenai proses pembuatan sabun antibakteri dan mengajak peserta untuk membuat produk sesuai dengan standar pembuatannya.

Prinsip proses produksi sabun cuci tangan antibakteri, yaitu dari limbah kulit jeruk awalnya dikeringkan menggunakan oven selama 12 jam. Hal ini untuk menghilangkan kadar air yang terdapat pada kulit jeruk. Kemudian kulit jeruk dihaluskan menggunakan blender dan diekstraksi untuk mendapatkan ekstrak atsiri dari kulit jeruk.

Zat antibakteri yang terkandung pada kulit jeruk dan wangi kulit jeruk dijadikan sebagai bahan campuran pada pembuatan sabun cuci tangan. Semua bahan kimia pembuatan sabun cuci tangan antibakteri dicampurkan dan ditambahkan esktrak kulit jeruk, diaduk hingga homogen dan didiamkan selama semalam.

Produk ini bisa digunakan di lingkungan panti dan dapat diproduksi dalam jumlah yang banyak. Sehingga bisa dijual pada masyarakat. Tentu hal ini akan menambah skill bagi peserta dan membangun kemandirian. Hal ini juga mendukung konsep pengurangan limbah kulit jeruk yang melimpah untuk melindungi lingkungan.

Sabun cuci tangan antibakteri ini memiliki banyak keunggulan. Manfaat ini sangat relevan jika diterapkan di daerah Baratajaya. Peran masyarakat dan pemerintah sebagai agen perubahan harus dibekali dengan kemampuan teknologi yang mumpuni sehingga mampu bersaing di masyarakat. Untuk mengatasi permasalahan tersebut, maka diharapkan partisipasi mitra secara aktif terlibat dalam seluruh tahapan kegiatan.

Peserta penyuluhan dapat langsung mencoba produk sabun cuci tangan antibakteri yang telah dibuat sebelumnya. Sabun cuci tangan antibakteri berpotensi menjadi suatu produk yang bernilai jual di pasaran dan dapat memajukan UMKM yang ada di Surabaya.

Peserta sangat antusias dalam mengikuti penyuluhan ini dengan melakukan tanya jawab dan diskusi. Penyuluhan diakhiri dengan penyerahan alat dan foto bersama kepada peserta yang diwakili oleh pesert Panti Asuhan Puteri Aisyiah I Baratajaya.

Diharapkan dengan diberikannya materi penyuluhan pembuatan produk sabun cuci tangan antibakteri ini, peserta penyuluhan mampu memproduksi dan menjual produk ini dari limbah kulit jeruk ini di pasaran. Produk tersebut dapat menjadi produk unggulan yang dapat memajukan UMKM di Baratajaya.(ADV/rd)