Banyak Handicap Menantang di Trial Game Dirt 2025
Putaran kedua Trial Game Dirt 2025 yang digelar di sirkuit non-permanen Lapangan Graha Tirta, Waru, Sidoarjo, berlangsung sengit.

Sidoarjo, HARIANBANGSA.net - Putaran kedua Trial Game Dirt 2025 yang digelar di sirkuit non-permanen Lapangan Graha Tirta, Waru, Sidoarjo, berlangsung sengit. Sirkuit ini dikenal sebagai salah satu trek favorit para crosser nasional.
Kejuaraan yang digagas oleh 76 Rider ini menghadirkan para pebalap papan atas Tanah Air. Seperti Lantian Juan, M. Zidane, Asep Lukman, M. Excel, Ananda Rigi, hingga Farudila Adam. Pada putaran perdana di Semarang, M. Zidane tampil gemilang dengan meraih juara umum di kelas FFA Open dan Campuran Open.
Race Director Jim Sudaryanto menjelaskan, handicap bagi crosser sudah dipersiapkan sepert di putaran perdana di Semarang. Namun ada pula handicap terbaru yang berbeda. Yakni yang ada di depan panggung utama atau di garis start.
“Itu ada handicap mobil big foot, dan ini sudah tahun kedua digelar. Di tahun pertama kemarin, juga pertama di Sidoarjo, kita perkenalkan handicap yang cukup menarik. Ini menjadi tantangan bagi peserta. Tujuannya agar peserta tidak jenuh,” ungkap Jim Sudaryanto, Jumat (13/6) petang.
Menurutnya, ajang trial game ini bukan program pembibitan atlet, tetapi lebih kepada ajang latihan bagi pebalap profesional. “Jenjang ke atasnya itu nggak ada. Ini cuma sebatas game saja, tapi sifatnya setingkat nasional,” tambahnya.
Putaran kedua Trial Game Dirt 2025 digelar pada Jumat dan Sabtu, 13-14 Juni 2025. Menurut Jim Sudaryanto, persiapan keamanan lebih safety lagi. Termasuk material-materialnya semacam pelapisan atas seperti keset-kaset itu karena kondisi cuaca kemungkinan masih hujan.
“Jadi lebih safety lagi. Sedangkan handicap terbesar kita itu adalah jumping table top dengan ketinggian 3 meter. Selain itu, lahannya cukup luas sehingga kita bisa lebih memperpanjang jalur dan area penonton juga lebih leluasa,” jelasnya.
Trek Trial Game Dirt 2025 sepanjang sekitar 450 meter. Namun memiliki spesifikasi berbeda. Salah satunya dengan memilih untuk trek speed tinggi berupa trek-trek panjang. “Pengaruh karakteristik lintasannya juga beda,” imbuhnya.
Jawa Timur sendiri memiliki talenta crosser yang cukup banyak. Selain itu, antusiasme masyarakat terhadap olahraga ekstrem ini cukup tinggi. Obstacle seperti double car jump, jumpingan patah, giant table top, hingga bigfoot jump akan menjadi tantangan teknis yang harus ditaklukkan para peserta. Penyesuaian layout juga dilakukan demi menambah keseruan tanpa mengabaikan aspek keselamatan.(rd)