Gubernur Resmikan RS Paru Jember sebagai Rujukan Khusus Covid-19

Khofifah mengatakan, sebelumnya RS Paru di Jember sudah melayani pasien Covid-19. Hanya saja, presentasenya masih 25 persen dari seluruh layanan.

Gubernur Resmikan RS Paru Jember sebagai Rujukan Khusus Covid-19

JEMBER,  HARIANBANGSA.net - Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa meresmikan Rumah Sakit Paru di Kabupaten Jember sebagai rumah sakit rujukan khusus untuk menangani pasien Covid-19 seiring dengan peningkatan jumlah warga yang terpapar virus corona provinsi setempat.

Khofifah mengatakan, sebelumnya RS Paru di Jember sudah melayani pasien Covid-19. Hanya saja, presentasenya masih 25 persen dari seluruh layanan. Saat ini, layanan RS Paru untuk pasien Covid-19 ditingkatkan dengan menambah bed perawatan dan ruangan instalasi negative pressure.

"Yang dulu sekitar 25 persen dari RS paru digunakan RS Covid-19, tapi kebutuhan perluasan tempat tidur dan percepatan layanan. Kami ingin fokus pada layanan pasien Covid-19. Sehingga bed-nya sudah lebih 100 di sini (RS Paru Jember)," ujar Khofifah usai peresmian.

Selain RS Paru di Jember, Khofifah juga bakal menjadikan RS Paru di Surabaya dan Madiun sebagai layanan khusus penanganan Covid-19.

"Sekarang juga finalisasi RS Paru Surabaya, Madiun, juga sedang maksimalkan untuk RS. Semua di bawah koordinasi RS Pemprov, di luar ekstensifikasi RSUD Soetomo, Saiful Anwar, RSUD dr Soedono," katanya.

Tidak hanya itu, Khofifah juga kembali mengaktifkan Rumah Sakit Darurat Lapangan (RSDL) Ijen Boelevard di Malang yang sempat jadi layanan darurat khusus penanganan Covid-19.

"Akhirnya dalam koordinasi di internal Pemprov, kami melakukan identifikasi, salah satunya mengoperasikan RS darurat lapangan di Ijen Boelevard yang dulu sempat kami postpone Oktober, karena sudah sangat melandai. Ketika terjadi tren kenaikan dan kebutuhan layanan meningkat, maka kami operasionalkan lagi per 16 Desember," ujarnya.

Dalam kesempatan tersebut, Khofifah kembali mengingatkan kepada semua pihak untuk disiplin menjalankan protokol kesehatan. Hingga 30 Desember 2020, kata Khofifah, sudah ada 61 tenaga kesehatan (nakes) di Jawa Timur yang meninggal usai dinyatakan positif Covid-19. Sementara data keseluruhan di Indonesia, sudah ada 507 tenaga kesehatan yang meninggal.

"Kewaspadaan, kehati-hatian untuk jalankan disiplin prokes harus dijalankan semua pihak. Di Jatim per pagi ini ada 61 Nakes meninggal karena Covid-19. ASN Pemprov sudah 65 orang meninggal," ujarnya.

Kepala Dinas Kesehatan Jatim dr Herlin Ferliana M.Kes mengatakan, terdapat total tempat tidur (TT) untuk ruang isolasi di 11 rumah sakit di Jember sebanyak 352 TT,  terpakai 325 TT dan yang terpakai sampai dengan 29 Desember sebanyak 291 TT. 

"Sedang Tempat Tidur ruang ICU sebanyak 22 dan terpakai 20 tempat tidur," terangnya.

Rumah sakit paru Jember merupakan rumah sakit kelas B dengan kapasitas 85 TT, kemudian dikembangkan menjadi rumah sakit rujukan. "Total ruang isolasi 88 tempat tidur, untuk ruang ICU covid 15 tempat tidur. tenaga kesehatan disiapkan sebanyak 352 orang," terangnya. (dev/ns)