Investasi Saham BPJS Ketenagakerjaan Mayoritas Ditempatkan di LQ45, Segini Besarannya

Investasi Saham BPJS Ketenagakerjaan Mayoritas Ditempatkan di LQ45, Segini Besarannya

 

Jakarta, HB.net - Mayoritas penempatan dana kelolaan investasi Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Ketenagakerjaan atau BP Jamsostek berada di saham LQ45. Deputi Komunikasi BPJS Ketenagakerjaan Oni Marbun menerangkan mayoritas saham BPJS Ketenagakerjaan atau 91,45% dari total investasi saham, merupakan konstituen dari indeks LQ45.

"Indeks LQ45 memiliki kapitalisasi pasar yang besar dan didukung dengan tingkat likuiditas yang tinggi," kata Deputi Komunikasi BPJS Ketenagakerjaan Oni Marbun pada Kontan, Kamis (10/4).

Oni mengungkapkan, total dana kelolaan BPJS Ketenagakerjaan per Maret 2025 mencapai Rp 798,3 triliun, dengan porsi penempatan di instrumen saham sebesar 6,81%. Angka tersebut menunjukkan kenaikan dibandingkan Februari 2025, di mana dana kelolaan tercatat sebesar Rp 790,8 triliun, dengan alokasi saham sebesar 6,41%.

Di sisi lain, Oni juga menerangkan peraturan mengenai penempatan saham BPJS Ketenagakerjaan tersebut ada pada Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 99 Tahun 2013 tentang Pengelolaan Aset Jaminan Sosial Ketenagakerjaan.

Menilik PP Nomor 99 Tahun 2013, keterangan pembatasan investasi saham tertuang dalam Pasal 29. Dijelaskan investasi berupa saham yang tercatat dalam Bursa Efek, untuk setiap emiten paling tinggi 5% dari jumlah investasi dan seluruhnya paling tinggi 50% dari jumlah investasi.

Di kesempatan yang lain, Kepala BPJS Ketenagakerjaan Kediri, Muhamad Abdurrohman Sholih menambahkan, BPJS Ketenagakerjaan akan terus memantau perkembangan pasar dan melakukan penyesuaian strategi sesuai dengan dinamika ekonomi, dengan tetap menjunjung tinggi prinsip transparansi, profesionalisme, dan akuntabilitas dalam pengelolaan investasi.

 “Penempatan investasi saham secara mayoritas difokuskan pada saham-saham yang tergabung dalam indeks LQ45. Indeks ini dipilih karena mencerminkan kumpulan saham dari perusahaan-perusahaan dengan kapitalisasi pasar besar, tingkat likuiditas tinggi, serta kinerja yang relatif stabil.” ujarnya. (tri/ns/*)