Jaga Harga, Disperindag Kunjungai Sentra Cabai,  Kadisperindag: Kenaikan Murni karena Faktor Alam

“Produksi cabai sesuai dengan luas lahan perlu dimonitor, progressnya dipantau supaya antara luas lahan dengan kapasitas produksi serta distribusinya berjalan,” ungkap Drajat.

Jaga Harga, Disperindag Kunjungai Sentra Cabai,  Kadisperindag: Kenaikan Murni karena Faktor Alam
Kadisperindag Jatim Drajat Irawan saat mengunjungi sentra kebun cabe di Pare Kediri.

Surabaya, HB.net –Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Provinsi Jatim melakukan kunjungan ke sentra produksi cabai di Kediri.  Pemantauan guna menjaga stabilisasi harga, ketersediaan serta kelancaran distribusi cabai pada masa pandemi Covid-19 serta menjelang Bulan Suci Ramadhan 1442 H.

Dalam kunjungan, Kepala Disperindag Jatim Drajat Irawan didampingi Kepala Disperindag Kabupaten Kediri, Camat Puncu, serta Ketua Asosiasi Paguyuban Petani Cabai Indonesia Jawa Timur.  Drajat Irawan menjelaskan, terkait dengan kenaikan harga cabai rawit, beberapa upaya untuk menstabilkan harga cabai telah dilakukan. Salah satunya adalah dengan melakukan koordinasi dan sinergi dengan dinas terkait, pemerintah kabupaten atau kota, serta Asosiasi Petani Cabai yang ada di Jatim.

“Produksi cabai sesuai dengan luas lahan perlu dimonitor, progressnya dipantau supaya antara luas lahan dengan kapasitas produksi serta distribusinya berjalan,” ungkap Drajat, Jumat (05/03).

Drajat menambahkan, untuk daerah yang terkena genangan air bisa memperbaiki saluran irigasi lahan tanaman cabai agar hasil tanaman cabai dan kapasitas produksinya bisa berjalan sesuai dengan yang telah direncanakan. Pemprov Jatim juga telah memberikan surat kepada pemerintah kabupaten atau kota untuk terus melakukan monitoring dan melakukan upaya agar pengamanan panen cabai bisa berjalan dengan lancar.

"Kenaikan harga cabai ini murni karena alam, curah hujan yang tinggi dan turun lebih cepat dari perkiraan. Panen cabai diperkirakan dilakukan mulai Minggu akhir Maret hingga April, sehingga kami harapkan curah hujan bisa menurun, khususnya menjelang Hari Besar Keagamaan nasional (HBKN) Ramadhan dan Idul Fitri 2021, ketersediaan aman serta harganya stabil. Konsentrasi kami sekarang adalah produksi berjalan sesuai rencana dan proses pendistribusian sampai pasar juga lancar,” ujar Drajat.

Ketua Paguyuban Petani Cabai Indonesia Jawa Timur, Suyono mengatakan, kenaikan harga cabai disebabkan oleh kondisi cuaca atau iklim yang ekstrim di beberapa sentra produksi serta adanya curah hujan yang tinggi. Sehingga menyebabkan banyak lahan tanam di dataran rendah tergenang air dan berakibat pada kerusakan cabai. Selain itu juga  serangan penyakit seperti daun keriting, buah rontok, serangan lalat buah dan penyakit lainnya, hampir merata di semua sentra produksi cabai di Jawa Timur.

 “Kondisi tersebut mengakibatkan produksi cabai rawit di sentra produksi di Kabupaten Kediri berdasarkan luas tanam mengalami penurunan sekitar 10 persen sampai dengan 15 persen dibanding bulan yang sama tahun sebelumnya,” ungkap Suyono.

Pria yang akrab disapa Yono tersebut mengatakan, faktor utama kenaikan harga cabai adalah cuaca. Suyono memprediksi bahwa pada pertengahan Maret sampai dengan Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) Idul Fitri 2021, harga cabai rawit mampu berangsur normal Kembali dan stabil.

Asumsi tersebut berdasarkan panen yang diperkirakan dilakukan pada bulan Maret hingga akhir Mei pada sentral produksi cabai di wilayah Kediri dan Mojokerto. Kemudian juga beberapa kabupaten lain seperti Blitar, Tuban, Malang, dan Probolinggo.

Menurut data dari Sistem Informasi Ketersediaan dan Perkembangan Harga Bahan Pokok (siskaperbapo) Disperindag Jawa Timur Jumat (05/03) harga cabe rata-rata untuk cabe rawit Rp 110.000/kg naik dibandingkan pada minggu terakhir Februari 2021 sebesar Rp 87.000/kg. Sementara  harga cabe merah besar keriting rata-rata tetap Rp 46.000/kg  dan cabe merah besar biasa Rp 40.000/kg.(mid/ns)