Pengukuhan MUI Jatim, Gubernur: Bisa Dukung KIH di Sidoarjo

Selain Gubernur Khofifah, pengukuhan tersebut juga dihadiri antara lain Wagub Jatim Emil Elestianto Dardak, Wakapolda Jatim Brigjen Pol. Drs. Slamet Hadi Supraptoyo, Sekdaprov Jatim Heru Tjahjono, dan Kaskoarmada II Laksma TNI Dafit Santoso.

Pengukuhan MUI Jatim, Gubernur: Bisa Dukung KIH di Sidoarjo

Surabaya, HB.net - Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa turut menghadiri  Pengukuhan dan Ta’aruf Dewan Pimpinan Majelis Ulama Indonesia (MUI) Jawa Timur beserta Perangkat Organisasi Masa Khidmat 2020-2025 di Gedung Negara Grahadi Surabaya, Senin (16/2) malam.

Pengukuhan tersebut dilaksanakan  berdasarkan SK Dewan Pimpinan Pusat  MUI No. Kep 41/DP MUI/1/2020. Dimana, dalam pengukuhan tersebut KH. M. Hasan Mutawakkil Alallah dikukuhkan sebagai Ketua Umum  MUI Jawa Timur Periode 2020-2025 oleh Ketua Umum MUI Pusat KH. Miftachul Akhyar.

Selain Gubernur Khofifah, pengukuhan tersebut juga dihadiri antara lain Wagub Jatim Emil Elestianto Dardak, Wakapolda Jatim Brigjen Pol. Drs. Slamet Hadi Supraptoyo, Sekdaprov Jatim Heru Tjahjono, dan Kaskoarmada II Laksma TNI Dafit Santoso.

Dalam pengukuhan tersebut, juga disebutkan bahwa Gubernur Khofifah menjadi Ketua Dewan Pertimbangan MUI Provinsi Jawa Timur, serta Wagub Emil Elestianto Dardak sebagai Wakil Ketua Dewan Pertimbangan MUI Provinsi Jatim bersama KH. Ali Masyhuri, KH Abdusshomad Buchori, H. Saifullah Yusuf, KH. Marzuki Mustamar, KH. Sa’ad Ibrahim.

Sementara itu, berdasarkan Surat Keputusan Dewan Pimpinan MUI Provinsi Jawa Timur No. Kep. 01/MUI/DPM/II/2021 tentang Susunan Personalia Pengurus Komisi, Lembaga dan Badan MUI Provinsi Jawa Timur mengukuhkan sebanyak 20 orang sebagai Ketua  Komisi, Lembaga dan Badan MUI Prov. Jatim Masa Khidmat 2020-2025.

Dalam sambutannya, Gubernur Jatim yang sering disapa Khofifah ini mengatakan, MUI Jatim diharapkan  bisa menjadi frontliner (beranda depan) untuk menyiapkan Industri  Halal Food di Indonesia.

Khofifah menjelaskan, sebagaimana diketahui, umat Islam di dunia mencapai 1,9 miliar atau setara 24 persen. Namun Indonesia yang memiliki umat Islam terbesar di dunia ini merupakan importir terbesar halal food. Selain itu, Indonesia saat ini  juga belum masuk 10 besar dunia untuk halal food.

Untuk itu, lanjut Khofifah, pembangunan sentra-sentra industri makanan halal di setiap kabupaten/kota di Jatim bisa menjadi salah satu program strategis MUI Jatim Masa Khidmat 2020-2025. Dalam hal ini, MUI Jatim bisa saling bersinergi dan nyekrup dengan Pemprov Jatim dalam banyak format.

“Ini bagian yang sangat penting untuk dibangun sinergitasnya. Jadi kami berharap, Kawasan Industri Halal (KIH) yang sekarang terinisiasi di Sidoarjo akan tersupport dengan kekuatan MUI di provinsi maupun kabupaten/kota,” tuturnya sambil menyampaikan optimisme bahwa Indonesia bisa masuk 10 besar produsen  Halal Food di dunia.

Lebih lanjut disampaikan Khofifah, proses kolaborasi dalam struktur MUI terdapat kyai, santri dan akademisi, tentu merupakan kekuatan yang lengkap. Format seperti ini akan menjadi penguatan Jatim sebagai lokomotif produsen halal food.

Sementara itu, Ketua MUI Prov. Jatim KH. M. Hasan Mutawakkil Alallah mengatakan, Dewan Pimpinan MUI Jatim yang baru saja dilantik harus menjaga amanah dengan penuh tanggung jawab. Apalagi, dirinya menegaskan bahwa menjaga amanah merupakan sebuah kemuliaan yang wajib hukumnya.

Selain itu, Ia berharap, MUI harus jadi motor penggerak kekuatan pengembangan Ukhuwah Islamiyah, Ukhuwah Insaniyah, dan Ukhuwah Wathaniyah.

“Kita tentunya semua berharap dan berdoa mudah-mudahan kita semua melaksanakan amanah ini sebaik-baiknya,” harapnya sambil menegaskan MUI Jatim akan terus mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). (dev/ns)