Pria Bersamurai Merampok Toko Madura

Diduga karena lapar, seorang pria keturunan Tionghoa melakukan perampokan. Perampok bersenjata tajam berhasil ditangkap oleh warga Jalan Ploso V pada Minggu (18/5), pukul 00.30 WIB.

Pria Bersamurai Merampok Toko Madura
Pelaku berlumuran darah diamankan oleh Polsek Tambaksari dari amukan warga.

Surabaya, HARIANBANGSA.net - Diduga karena lapar, seorang pria keturunan Tionghoa melakukan perampokan. Perampok bersenjata tajam berhasil ditangkap oleh warga Jalan Ploso V pada Minggu (18/5), pukul 00.30 WIB. Bukan hanya ditangkap, pelaku perampokan yang diketahui bernama Ferdi (31) warga Jalan Bogen IV mengalami luka luka karena dihakimi warga setempat.

Penangkapan ini dibenarkan oleh Kanit Reskrim Polsek Tambaksari Ipda Kusmono.  “Benar kemarin telah menangkap pelaku bersenjata tajam yang mencoba merampok korban penjual sembako. Pelaku keturunan Tionghoa ini kini dirawat di RS Bhayangkara Polda Jatim karena memgalami luka di kepala dan pipi,” ujarnya, Minggu (18/5).

Kronologis aksi yang dilakukan oleh Ferdi bermula pada pukul 00.15 WIB. Dirinya melintas di sekitar Jalan Rangkah II dengan mengunakan sepeda angin. Ternyata Ferdi sudah ada niatan untuk merampok korban bernama Bugis, penjaga toko Madura di Jalan Rangkah II. Terbukti dia membawa sajam jenis samurai.

“Pelaku ini bermula membeli beras dan gula. Setelah dilayani oleh penjual dia mengeluarkan sajam dan menodongkannya. Pelaku juga meminta agar HP korban diberikan. Dengan kondisi itu, korban berteriak meminta tolong dan menyebabkan dia ketakutan. Korban kabur mengunakan sepeda angin, dan dibantu pengguna jalan mengejar pelaku,” tambah Kusmono.

Selama pelarian pelaku berjarak 500 meter, akhirnya warga berhasil melumpuhkan di gapura Jalan Rangka II depan Bank Mandiri. Tak pelak, pelaku  menjadi bulan-bulanan warga. Namun warga yang geram berhasil dihalau oleh anggota Polsek Tambaksari yang sedang patrol.

Smeentara itu, Lani (56) warga Bogen IV selaku ibu kandung pelaku Ferdi menyayangkan putra pertamanya nekat melakukan perampokan. “Saya kaget anak saya kok seperti itu. Meski tidak kerja jangan nekat seperti itu,” ujarnya dengan sedih.

Ferdi merupakan bapak dari dua anak. Beberapa tahun yang lalu pelaku ini di-PHK dari pekerjaan. Di masa sulit itulah Ferdi kerap berkelahi dengan istrinya karena ekonomi yang tidak menentu. “Anak saya sudah cerai dengan istrinya. Anak pertama ikut mantan, yang kedua saya rawat. Selama menganggur itulah kerap bepergian tidak tentu arah sampai dia nekat melakukan hal itu,” tambahnya dengan nada menyesal.

Juga ditanbahkan oleh Leni, meski putranya menggangur namun tidak mendapat bantuan dari Pemkot Surabaya. “Di rumah putra saya itu ada stiker keluarga miskin. Namun sejak 2024 akhir putra saya tidak mendapatkan bantuan dan bingung. Saya tidak bisa membantu lebih. Hanya bisa membantu merawat anaknya saja,” tutup Lani.(yan/rd)