Sekolah Tatap Muka Surabaya Setelah Lebaran

“Nanti yang jelas uji cobanya itu 25 persen dahulu. Tentunya ini bertahap Siswa-siswi yang ikut simulasi juga bergiliran,"ujar Wali Kota Surabaya. 

Sekolah Tatap Muka Surabaya Setelah Lebaran
Wali Kota Eri menggelar persiapan simulasi pembelajaran tatap muka di SMP Negeri 1 Surabaya, kemarin.

Surabaya, HB.net  - Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi menggelar persiapan simulasi pembelajaran tatap muka kepada sejumlah perwakilan pelajar jenjang SMP swasta maupun negeri. Simulasi ini berlangsung di SMP Negeri 1 Surabaya, Jalan Pacar, Jumat (16/4). Setidaknya ada 18 siswa yang mengikuti simulai secara tatap muka dan diikuti pula para pelajar melalui virtual.

Usai mengajar kelas simulasi, Wali Kota Eri mengatakan, akan terus berkoordinasi dengan Pemprov Jawa Timur, soal mekanisme pelaksanaan pembelajaran tatap muka. Selain itu, rencananya sekolah tatap muka akan berlangsung pada bulan Juli mendatang. Namun begitu, setelah Hari Raya Idul Fitri, pihaknya bakal melakukan uji coba atau simulasi terlebih dahulu untuk SD - SMP se-Surabaya.

“Nanti yang jelas uji cobanya itu 25 persen dahulu. Tentunya ini bertahap Siswa-siswi yang ikut simulasi juga bergiliran.  Kita selalu bersinergi dengan pemprov melihat arahannya seperti apa. Itu yang kita jalankan,” kata Cak Eri.

Mekanisme pelaksaan sekolah tatap muka tersebut,  berlaku bagi jenjang SD – SMP swasta maupun negeri. Tidak hanya itu, mantan kepala Badan Perencanaan Pembangunan Kota (Bappeko) ini memastikan, ketika sekolah tatap muka diberlakukan maka dipastikan sudah sesuai dengan standar protokol kesehatan (prokes) Covid-19.

Seluruh guru yang datang ke sekolah sudah disuntik vaksin. “Alhamdulillah seluruh guru sudah dilakukan vaksin, sehingga ini yang menjadi keyakinan kita. Dan tetap menjaga prokes,” urai dia.

Kepala Dispendik Surabaya Supomo menambahkan, untuk memastikan kembali semua sekolah sudah sesuai standar prokes, jajaran Dispendik pun akan melakukan pengecekan pada setiap sekolah. Hal itu menjadi penting dilakukan agar memastikan semua sudah sesuai dengan standar prokes.

“Sekolah itu kita wajibkan sudah harus melakukan simulasi dengan kapasitas 25 persen ya. Jadi sebelum mengarah pada pembukaan sekolah, maka harus simulasi,” kata Supomo.

Berikutnya, Supomo mengurai apabila wali murid belum berkenan anaknya sekolah tatap muka, maka Dispendik juga tetap melayani pembelajaran dengan menggelar secara daring atau virtual. Oleh sebab itu, dalam kegiatan ini pun Supomo melibatkan para pakar untuk melakukan pendampingan. Tujuannya, suapaya dari pembukaan sekolah tatap buka benar-benar memiliki kajian yang mendalam.(ian/ns)