SMPN 1 Mojowarno Bagi Rapor dengan Drive Thru

Guna mencegah penyebaran Covid-19, SMPN 1 Mojowarno, Kabupaten Jombang menggelar pembagian raport dengan sistem drive thru.

SMPN 1 Mojowarno Bagi Rapor dengan Drive Thru
Pengambilan rapor sistem drive thru SMPN 1 Mojowarno. Aan Amrulloh/ HARIAN BANGSA

Jombang, HARIAN BANGSA.net - Guna mencegah penyebaran Covid-19, SMPN 1 Mojowarno, Kabupaten Jombang menggelar pembagian raport dengan sistem drive thru. Dengan bertempat di halaman sekolahan tersebut, para wali murid yang mengambil raport tidak perlu turun dari kendaraannya. Sehingga dapat mempersingkat waktu serta mengurangi interaksi antara guru dengan pengambil rapor.

Kepala Sekolah SMPN 1 Mojowarno, Yoni Trijoko Kurnianto mengatakan, dengan menggunakan sistem seperti ini, pihaknya berharap bisa mencegah terjadinya penyebaran Covid-19 di lingkungan sekolahnya.

“Di Jombang saat ini kan angka peningkatan Covid-19 terus bertambah. Nah, jadi kita berinovasi buat sistem drive thru ini agar mengurangi interaksi antara guru dan wali murid dalam pengambilan raport,” ucapnya, Selasa (22/12).

Banyaknya siswa di sekolah yang dipimpinnya yang mencapai 843 siswa. Di masa pandemi seperti saat ini pihaknya harus berpikir tiga kali jika harus mengumpulkan wali murid. Sebab, hal itu sangat riskan untuk penyebaran Covid-19.

“Kami terpaksa berpikir tiga kali kalau harus mengumpulkan wali murid yang jumlahnya segitu banyaknya. Dengan metode drive thru kita bisa membagi pengambilan rapor selama tiga hari Senin sampai Rabu,” ungkapnya.

Proses sistem drive thru yang diterapkan SMPN 1 Mojowarno sendiri, yakni wali murid masuk dengan kendaraannya. Kemudian, memasuki rute yang disediakan pihak sekolah sesuai dengan kelasnya masing-masing.

Selanjutnya berhenti di depan meja tempat pengambilan rapor dan memberitahukan nama pelajar yang akan diambil rapornya,  tanpa harus turun dan mematikan mesin kendaraan. Kemudian keluar sesuai rute yang telah ditentukan.

“Untuk pengumuman dan pemberitahuan terkai libur kita juga sisipkan selebaran di dalam masing-masing rapor. Jadi para guru tidak perlu repot-repot mengumumkan pada wali murid dan meminimalisir pembicaraan antar guru dan pengambil raport,” terang Yoni.

Nampak di lokasi, para guru pengajar seluruhnya mengenakan pakaian kebaya. Ternyata, sengaja berpakaian seperti itu untuk memperingati Hari Ibu yang jatuh pada 22 Desember.

“Ya ini kan bertepatan dengan momen Hari Ibu, kita sengaja mengimbau untuk mengenakan kebaya supaya menandakan keibuannya. Agar tidak lupa dengan hal-hal seperti itu. Sebab, sejak pandemi Covid-19 kita tidak pernah merayakan yang kayak gitu,” pungkas Yoni.(aan/rd)