Jadi Zona Oranye, Komisi E DPRD Jatim Apresiasi Pemkab Mojokerto
Komisi E (Kesejahteraan Masyarakat) DPRD Provinsi Jawa Timur, mengapresiasi upaya-upaya Pemerintah Kabupaten Mojokerto dalam penanggulangan pandemi Covid-19.
Mojokerto, HARIAN BANGSA.net - Komisi E (Kesejahteraan Masyarakat) DPRD Provinsi Jawa Timur, mengapresiasi upaya-upaya Pemerintah Kabupaten Mojokerto dalam penanggulangan pandemi Covid-19. Terlebih lagi peta sebaran Covid-19 Kabupaten Mojokerto yang semula merah (risiko tinggi), kini telah berubah warna menjadi oranye (risiko sedang) per tanggal 21 Juli 2020. Pembagian warna tersebut, berdasar pada peta epidemilogi Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).
“Kami sangat mengapresiasi ini. Semoga Kabupaten Mojokerto segera menjadi zona hijau (risiko terkontrol). Kami percaya semua perkembangan ini, adalah berkat gotong royong pemerintah, forkopimda, dan masyarakat Kabupaten Mojokerto,” kata Ketua Komisi E Wara Sundari Renny Pramana, Rabu (22/7) di pringgitan rumdin bupati.
Bupati Pungkasiadi melaporkan bahwa pemda dengan pusat, TNI dan Polri sejak awal pandemi sekitar bulan Maret lalu, terus bersinergi melakukan berbagai upaya penanggulangan pandemi secara kontinyu.
Mulai refocusing dan realokasi anggaran, menyiapkan dan menyiagakan rumah sakit rujukan, hingga bergerak cepat membagikan item-item perlindungan diri pada masyarakat mulai masker, hand sanitizer dan disinfektan. Sejumlah kampung tangguh, tempat ibadah tangguh, wisata tangguh, pasar tangguh hingga layanan rapid test gratis sebagai bagian dari upaya penanggulangan.
“Setelah beberapa waktu kita ada di zona merah, tadi malam sudah oranye. Beberapa minggu terakhir, angka kesembuhan kita terus naik. Selain itu, arahan tatanan baru dari pusat terus kami sinergikan dengan mengeluarkan SE bupati bagi pelaku usaha dan yang berkaitan. Bersama TNI, Polri kita juga sinergi mendukung program satu sama lain,” kata Bupati Pungkasiadi.
Audiensi selanjutnya diteruskan dengan sesi tanya jawab, antara Komisi E DPRD Provinsi Jawa Timur bersama Bupati Pungkasiadi didampingi segenap tim Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 (GTPPC) Kabupaten Mojokerto.
Beberapa pertanyaan yang diajukan pada GTPPC Kabupaten Mojokerto antara lain lompatan angka kesembuhan dengan berbagai upaya, probiotik, koordinasi lintas gugus tugas, pelaksanaan pendidikan sekolah, serta treatment-treatment khusus pencegahan.
“Tracing, tracking kita lakukan terus. Tidak ada yang khsusus, tapi standarnya kita jalankan semua secara ketat. Kita juga lakukan tes rapid gratis untuk masyarakat,“ jawab bupati menanggapi pertanyaan.
Disamping itu, tempat-tempat ramai di malam minggu ditutup, hingga edukasi protokol kesehatan dengan inovasi Mobil Motor Dolan-Dolan. “Beberapa waktu lalu Surabaya Raya dan daerah penyangga termasuk kami, dipanggil provinsi untuk koordinasi intens upaya pencegahan Covid-19,” imbuh bupati.
Khusus mengenai cairan probiotik, hal tersebut dijabarkan langsung oleh Kapolres Mojokerto AKBP Dony Alexander yang juga hadir dalam audiensi ini. Dony mengatakan, probiotik adalah salah satu ikhtiar pemerintah dalam menanggulangi pandemi, karena sampai saat ini vaksin resmi pengobatan Covid-19 masih belum ditemukan.
“Probiotik ini berasal dari profersor ahli bakteri di Pandaan. Ini ikhtiar kami, tentunya dengan mengutamakan kesehatan. Pribiotik adalah treatment tradisional, sifatnya untuk meningkatkan imunitas,” jelas kapolres Mojokerto.
Untuk aktivitas pendidikan sekolah, teknis lebih lengkap dijabarkan langsung oleh Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Mojokerto Zainul Arifin.
“Pembelajaran masih menggunakan sistem daring, berdasarkan keputusan bersama Menteri Pendidikan dan Menteri Agama. Disampaikan bahwa zona merah tidak diizinkan pembelajaran secara tatap muka. Kendala daring di lapangan adalah faktor geografis dan ekonomi wali murid untuk memenuhi sarana daring. Karena daring pula, kita minta guru-guru agar meningkatkan kompetensi IT,” kata Zainul.(hms/rd)