Dewan Kaji Mendalam soal Belajar Tatap Muka

Kabupaten Sidoarjo menyiapkan sejumlah prosedur belajar tatap muka. Saat ini organisasi perangkat daerah (OPD) terkait tengah melangkah persiapan untuk belajar tatap muka.

Dewan Kaji Mendalam soal Belajar Tatap Muka
Wabup Nur Ahmad Syaifuddin.

Sidoarjo, HARIAN BANGSA.net - Kabupaten Sidoarjo menyiapkan sejumlah prosedur belajar tatap muka. Saat ini organisasi perangkat daerah (OPD) terkait tengah melangkah persiapan untuk belajar tatap muka. Di sisi lain DPRD Sidoarjo berharap rencana menggelar belajar tatap muka dikaji lebih dalam karena banyak variabel yang harus dipertimbangkan.

Anggota Komisi D DPRD Sidoarjo Abdillah Nasih mengatakan, rencana belajar tatap muka perlu dikaji mendalam. Sebab banyak variabel yang harus dipertimbangkan. Tidak semata dari sisi siswa maupun wali siswa, namun perlu dilihat dari sisi kesehatan.

"Butuh kajian luar biasa sebelum belajar tatap muka ini dilaksanakan," tandas Nasih, Kamis (13/8).

Kata politikus PKB ini, penerapan belajar tatap muka seharusnya tidak hanya mendasarkan pada zona kuning maupun hijau. Bisa jadi lokasi sekolah berada di zona kuning atau hijau. Namun ternyata di sekolah tersebut, ada siswa yang berasal dari zona merah.

Selain itu, faktor menerapkan kedisplinan pada anak-anak bakal menjadi sebuah persoalan tersendiri. Kata Nasih, anak-anak masih rentan melanggar disiplin. "Kalau orang tua saja terkadang nggak bisa (disiplin), apalagi anak-anak. Jadi kalau menurut saya, faktor kesehatan lebih utama," tegas ketua Fraksi PKB DPRD Sidoarjo itu.

Sementara, Wabup Nur Ahmad Syaifuddin mengatakan, tengah melakukan langkah-langkah persiapan untuk belajar tatap muka. "Dipersiapkan sebaik-baiknya," cetus Nur Ahmad usai Rapat Paripurna Penyampaian Nota Penjelasan Bupati Sidoarjo Terhadap Dua Raperda, di DPRD Sidoarjo, Kamis (13/8).

Kata Nur Ahmad, nantinya, jika sudah siap, belajar tatap muka bisa dimulai dari wilayah-wilayah kecamatan yang menuju zona hijau. Dia mengaku lebih condong pelaksanaan belajar tatap muka dengan prosedur yang ketat. Menurutnya, simulasi prosedur belajar tatap muka untuk tingkat SMP telah disiapkan.

Misalnya siswa yang masuk ke sekolah maksimal 50 persen, kondisi ruangan yang memungkinkan, saat pembelajaran ruangan kelas dibuka, dan AC dimatikan.

"Jadi simulasi-simulasi itu sudah kita lakukan. Saya tetap berharap pembelajaran tatap muka dilakukan dengan protokol kesehatan yang maksimal. Tapi nanti test case-nya tim Dinkes dan Dikbud secara bersama-sama," tandas Cak Nur, panggilan karib Nur Ahmad Syaifuddin.(sta/rd)