PEPC Siapkan 108 Pemuda Bojonegoro Jadi Naker Unggul Daerah

PEPC Siapkan 108 Pemuda Bojonegoro Jadi Naker Unggul Daerah
Putra daerah yang disiapkan menjadi Tenaga Kerja Profesional unggulan. foto: eky nur hadi/HARIAN BANGSA

Bojonegoro - HARIAN BANGSA

 

Sebanyak 108 pemuda asal Kabupaten Bojonegoro, siap menerima program tutoring and up-skilling yang merupakan bagian dari bea siswa pendidikan diploma, dari PT Pertamina EP Cepu (PEPC), setelah sebelumnya telah mengikuti tahap awal pendidikan di PEM Akamigas Cepu. 

 

Putra-putri generasi emas ini, sebelumya telah mengikuti seleksi yang diikuti hampir seribu pendaftar, dan berlangsung pada tahun 2019 lalu. 

 

Seleksi dilaksanakan beberapa tahap mulai dari menyaring 550 peserta yang lolos administrasi dan berhak mengikuti seleksi tulis, 220 peserta yang lolos untuk mengikuti seleksi wawancara, kesehatan dan psikologi, hingga akhirnya ditentukan 108 peserta lolos seleksi bea siswa.

 

Kegiatan ini merupakan Apprentice Program dan sudah dimulai sejak 2019 lalu oleh PEPC bersama Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas). Tujuannya untuk menyiapkan dibukanya Proyek Pengembangan Gas Lapangan Unitisasi Jambaran-Tiung Biru (JTB) yang dikelola PEPC tahun depan. 

 

Fasilitas ini dirancang mengolah 330 juta kaki kubik per hari (MMSCFD) gas input untuk menghasilkan 192 MMSCFD produk gas.

 

Program Apprentice ini sinergi antara PEPC dan SKK Migas dengan Pemerintah Kabupaten Bojonegoro dalam menciptakan iklim operasi yang baik. PEPC berkomitmen sejak awal untuk memberdayakan masyarakat Bojonegoro dalam proses operasi maupun pemeliharaan di Fasilitas Pengolahan Gas JTB serta sebagai upaya mencetak tenaga kerja lokal berstandar internasional. 

 

"Selain itu program ini merupakan bentuk nyata bahwa PEPC berperan aktif mendukung program Pemerintah dalam pembangunan karakter bangsa dengan mencetak bibit-bibit unggul sumber daya manusia profesional. Untuk melaksanakan Tutor & Upskilling Program, PEPC bekerjasama dengan pelaksana kegiatan dengan standar internasional yaitu PT Petrotekno," kata Direktur Utama PEPC Awang Lazuardi secara daring dalam acara pembukaan Program Tutoring & Upskilling, sebagai kelanjutan dari Apprentice Program di Bogor, Senin (16/11). 

 

Sebelumnya, 108 pemuda ini mendapatkan program Bahasa Inggris di Hotel Bonero, Bojonegoro, program kewiraan di Markas Group 2 Kopassus, dan program manajemen umum di Hotel Loji Solo, Jawa Tengah. Mereka juga dibekali standar praktek Health, Safety, Security, & Environment di industri migas.

 

PEPC juga mengupayakan calon operator ini memiliki Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia.

Selain pendidikan formal, para peserta Apprentice Program PEPC juga diharuskan mengikuti tutoring and upskilling Program agar siap mengoperasikan peralatan dengan teknologi terkini.

 

"Untuk itulah diperlukan suumber daya manusia (SDM) yang mahir dan handal serta mempunyai kompetensi dalam melakukan pekerjaannya nanti," kata Awang.

 

Menurut Awang, mereka ditargetkan memperoleh sertifikat internasional (Global Vocational Qualification -GVQ- in Oil and Gas) dalam masa pendidikan ini, supaya mahir mengoperasikan dan memelihara Lapangan Gas JTB.

 

"Setelah menyelesaikan program upskilling dan mendapatkan sertifikat GVQ, mereka sudah siap ditempatkan di lapangan migas mana pun," katanya.

 

Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto menjelaskan, pihaknya bersama Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) senantiasa mendorong pengembangan tenaga kerja lokal untuk mendukung kegiatan hulu migas di Indonesia dan keberlangsungan proyek-proyek migas ke depan.

 

“Program Tutoring and Up-skilling ini merupakan salah satu upaya industri migas untuk memastikan pengembangan tenaga kerja lokal agar memenuhi persyaratan dan standar hulu migas internasional," katanya secara daring di acara pembukaan.

 

Harapannya, masyarakat di sekitar wilayah operasi migas dapat berkontribusi langsung dan mendapat manfaat maksimal dari kegiatan usaha hulu migas.

 

"Penciptaan lapangan kerja dan terjaganya daya beli masyarakat diharapkan dapat menggerakan ekonomi lokal sehingga semakin banyak masyarakat yang merasakan manfaat dari industri hulu migas," kata Dwi.

 

Secara khusus, Dwi berharap, program ini dapat berkontribusi mendorong perekonomian, khususnya di daerah Bojonegoro dan secara umum di sekitar wilayah operasi KKKS. Bahkan diharapkan para lulusan dari program ini dapat menjadi diaspora untuk bekerja di industri migas internasional.

 

Ibu Bupati Bojonegoro, Dr. Hj. Anna Muawanah yang juga menyampaikan rasa syukurnya secara daring dari Jakarta, berterima kasih kepada para peserta karena telah mengharumkan nama Kabupaten Bojonegoro dan PEPC.

 

"Jangan sia-siakan kesempatan ini, karena tidak semua orang mempunyai kesempatan ini," pesannya. (nur/ros)