Anak Perusahaan PLN NP Bangun PLTMG 50 MW di Batam

PLN Nusantara Power (NP) melalui anak perusahaannya, PT Rekadaya Elektrika (RE), kembali mendapat kepercayaan mengerjakan proyek Pembangkit Listrik Tenaga Mesin Gas (PLTMG) Sekupang di Batam, Kepulauan Riau berkapasitas 50 MW.

Anak Perusahaan PLN NP Bangun PLTMG 50 MW di Batam
Foto bersama usai penandatanganan kontrak pembangunan PLTMG 50 MW.

Surabaya, HARIANBANGSA.net - PLN  Nusantara Power (NP) melalui anak perusahaannya, PT Rekadaya Elektrika (RE), kembali mendapat kepercayaan mengerjakan proyek Pembangkit Listrik Tenaga Mesin Gas  (PLTMG) Sekupang di Batam, Kepulauan Riau berkapasitas 50 MW.

Selain untuk menopang sistem kelistrikan di Pulau Batam, proyek PLTMG ini juga sebagai perwujudan RE mendukung program transisi energi dengan membangun pembangkit yang ramah lingkungan.

Penandatanganan kontrak pengadaan dan pembangunan proyek PLTMG Sekupang telah dilakukan antara Direktur Utama RE Jonner MP Pardosi dengan Direktur Utama PT PLN Batam Muhammad Irwansyah Putra di Ground Ballroom Hotel Radisson, Batam.

Jonner mengatakan, penandatanganan kontrak pembangunan PLTMG  yang berlokasi di Jalan Kawasan Industri, Harapan River, Sekupang, Batam ini sebagai wujud implementasi dari peran aktif  RE dalam mendukung transisi energy. Yakni  dengan membangun pembangkit bersumber gas alam yang dinilai lebih ramah lingkungan.

Menurut Jonner, RE sebagai satu-satunya perusahaan EPC di PLN Grup siap untuk menyelesaikan amanah yang diberikan dan berkomitmen untuk menyelesaikan proyek tepat waktu. “Proyek ini akan menambah daftar panjang portofolio bisnis RE di lingkup pembangunan pembangkit hijau di Nusantara,” kata Jonner.

Menutup 2022  lalu, RE juga telah berhasil menyelesaikan pembangunan unit 1 Pembangkit Listrik Tenaga Gas (PLTG) Batanghari berlokasi di Halmahera Timur. PLTG dengan kapasitas 30 MW ini merupakan project relokasi pembangkit kedua yang berhasil dikerjakan RE di 2022.

Proyek relokasi PLTG Halmahera Timur ini merupakan wujud sinergi PLN Grup (bersama dengan PLN NP, Rekadaya Elektrika dan PJBS) sebagai bentuk dukungan atas industri nikel nasional melalui penyediaan pasokan energi listrik bagi kegiatan operasional smelter feronikel milik PT Aneka Tambang yang terletak di kepulauan Maluku ini.

Upaya memacu penambahan pembangkit listrik di Batam sendiri, lantaran pertumbuhan konsumsinya  terus melonjakan signifikan. Tercatat sepanjang 2022, konsumsi listrik meningkat sebesar 14,71 persen dibandingkan 2021. Dari 2,56 juta Megawatt hour (MWh) pada 2021 naik menjadi 2.94 juta MWh pada 2022. “Angka kenaikan konsumsi ini juga tercatat berada di atas pertumbuhan konsumsi listrik nasional  di angka 6,17 persen,” kata Irwansyah.

Irwansyah menjelaskan, saat ini daya mampu kelistrikan di Batam mencapai 569 MW dengan beban puncak sebesar 538 MW. PLN memproyeksikan Batam akan mengalami surprised demand pada 2026 sebesar 508 MVA dan terus meningkat kebutuhan hingga 1.008 MVA pada 2030.

“Untuk memenuhi pertumbuhan kebutuhan listrik, PLN merencanakan penambahan kapasitas pembangkit sebesar 860 MW hingga 2030. Sehingga kami yakin siap memenuhi kebutuhan listrik di Batam,” katanya. (diy/rd)