Bupati Dorong Konsumsi Lokal lewat BUMDes

Bupati Sidoarjo Ahmad Muhdlor Ali mendorong badan usaha milik desa (BUMDes) mampu menjadi pengungkit kebangkitan perekonomian masyarakat di tingkat desa.

Bupati Dorong Konsumsi Lokal lewat BUMDes
Bupati Ahmad Muhdlor meresmikan kantor pelayanan BUMDes Tri Karya Agung milik Desa Kebonagung, Senin (22/11).

Sidoarjo, HARIANBANGSA.net - Bupati Sidoarjo Ahmad Muhdlor Ali mendorong badan usaha milik desa (BUMDes) mampu menjadi pengungkit kebangkitan perekonomian masyarakat di tingkat desa. Gus Muhdlor, sapaan akrab bupati Sidoarjo ini menilai BUMDes seharusnya bisa menjadi etalase bisnis yang baik bagi produk-produk di desa.

"Semua produk asal desa itu seharusnya bisa dipasarkan langsung di BUMDes. Kemarin saya meresmikan Kantor Pelayanan terpadu BUMDes Tri Karya Agung milik Desa Kebonagung. Cukup bagus. Itu jadi bukti BUMDes bisa bersaing," ujar Gus Muhdlor, Senin (22/11).

Karena itu, Gus Muhdlor pun mendorong kesadaran masyarakat di desa agar mau membeli produk dari desanya sendiri. Contohnya, untuk setiap kegiatan desa, konsumsi yang dihidangkan harusnya berasal dari produk desa itu sendiri. Misalnya ada rapat RT, memakai hidangan produk warga setempat. “Jangan beli di supermarket kecuali terpaksa,” tandasnya.

Dengan skema itu, lanjut Gus Muhdlor harapannya jika semua ini berjalan, perekonomian berputar di tingkat bawah, dari, oleh dan untuk masyarakat. Dengan kekuatan ekonomi mikro ini, bisa memperkuat ekonomi Sidoarjo."Karena uangnya berputar di sini, tidak dibawa keluar Sidoarjo," tegas alumnus FISIP Unair ini.

Sementara itu, Kabid Pemberdayaan Usaha Ekonomi Masyarakat  Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (PMD) Sidoarjo Yeti Sri Indriastutie menambahkan, terdata jumlah BUMDes di seluruh Sidoarjo ada 203 unit. Dari jumlah itu, yang masuk kategori maju ada 37 unit, berkembang 48 unit dan pemula 118 unit.

"BUMDes kategori maju itu jika sudah ada kelayakan usaha, ada peraturan desa (Perdes), penyertaan modal, dan memberikan kontribusi pendapatan asli ke desa. kategori berkembang, jika BUMDes belum bisa berkontribusi pada desanya. Sedangkan kategori pemula itu ada perdes, ada penyertaan modal, tapi belum jalan," paparnya. (sta/rd)