Tanah Ambles di Kabupaten Tuban, Tim Geofisika Paparkan Hasil Survei Mikrotremor

Menurut Kepala Stasiun Geofisika Nganjuk, Sumber Harto, bahwa selama pengukuran mikrotremor, tim telah menggunakan peralatan digital portable seismograph TDL-303S.

Tanah Ambles di Kabupaten Tuban, Tim Geofisika Paparkan Hasil Survei Mikrotremor
Warga saat melihat lokasi amblesan di Desa Tasikharjo, Kecamatan Jenu, Tuban. Insert: Kepala Stasiun Geofisika Nganjuk, Sumber Harto.

Tuban, HB.net - Badan Geologi Provinsi Jawa Timur melalui Stasiun Geofisika Nganjuk bersama Stasiun Meteorologi Tuban memaparkan hasil survey mikrotremor terhadap tanah ambles di Desa Tasikharjo, Kecamatan Jenu.

Menurut Kepala Stasiun Geofisika Nganjuk, Sumber Harto, bahwa selama pengukuran mikrotremor, tim telah menggunakan peralatan digital portable seismograph TDL-303S. Hal itu dilakukan untuk mengetahui nilai frekuensi natural dan faktor amplifikasi. Sehingga, bisa mengetahui jenis batuan wilayah tersebut berdasarkan nilai indeks kerentanan tanah.

"Berdasarkan hasil survei mikrotremor yang dilakukan pada area sekitar amblesan diperoleh bahwa frekuensi natural (f0) di sekitar area amblesan diperoleh nilai 5.641 Hz. Sedangkanz faktor amplifikasi (A0) di sekitar area amblesan diperoleh nilai 7.36," ungkap Kepala Stasiun Geofisika, Sumber Harto kepada wartawan, Minggu (22/5/2022).

Selanjutnya, berdasarkan nilai (f0) tersebut dapat disimpulkan jenis batuan di area amblesan merupakan jenis batuan II. Karena memiliki nilai 4 hingga 6,67. Artinya, area tersebut merupakan batuan alluvial dengan ketebalan 5 meter. Terdiri dari pasir berkerikil, lempung keras berpasir, tanah liat, lempung dan sebagainya. Sehingga l, apabila ada goncangan yang kuat seperti goncangan gempa bumi akan mudah rapuh.

"Kalau hasil pengukuran diperoleh nilai indeks kerentanan seismik (Kg) di area amblesan sebesar 9.602," paparnya.

Ia menjabarkan, pada 19 Mei 2022 berdasarkan laporan warga dan Pemdes Tasikharjo terjadi amblesan tanah di Pantai Jenu. Awalnya amblesan tersebut berdiameter kecil dan semakin melebar kurang lebih 25 meter. Sedangkan, dua hari sebelumnya terjadi gempa bumi dirasakan pada 17 Mei 2022 pukul 23:08:05 WIB di wilayah Kepulauan Karimun Jawa.

"Hasil analisis BMKG menunjukkan gempa bumi tersebut memiliki magnitudo M=3.6. Episenter gempa bumi terletak pada koordinat 5.79 LS dan 110.42 BT, atau tepatnya berlokasi di laut pada jarak 92 km Barat Laut Jepara, Jawa Tengah pada kedalaman 10 km. Gempa bumi tersebut dirasakan di Kepulauan Karimun Jawa II-III MMI. Artinya dengan skala tersebut oleh beberapa orang, benda-benda ringan yang digantung bergoyang," bebernya.

Sementara itu, berdasarkan pantauan cuaca dan  peringatan dini Stasiun Meteorologi Tuban pada 18 hingga 19 Mei 2022 terjadi peningkatan curah hujan pada siang hingga sore. Sehingga, diindikasikan dapat meningkatkan massa atau berat jenis tanah menjadi lebih berat. Sedangkan, melihat struktur tanah di lokasi yang berpasir sehingga memperluas land subsidence (amblas) tanah di wilayah tersebut.

"Rekomendasi kami sementara waktu masyarakat diimbau untuk tetap tenang dan menjauhi area amblesan tersebut. Selanjutnya, perlu dibuatkan pagar keamanan untuk mengantisipasi masyarakat agar tidak mendekati area amblasan," sarannya.(wan/ns)