Viral, Bentor Terjebak Jalan Cor Masih Basah

Viral di media sosial (medsos) sebuah becak motor (bentor) yang dikendarai seorang bapak yang mengenakan topi hitam dan kaos pendek berwarna biru, terjebak di jalan cor yang masih basah.

Viral, Bentor Terjebak Jalan Cor Masih Basah
Tangkapan layar video viral di medsos JBTV. Aan Amrulloh/ HARIAN BANGSA

Jombang, HARIANBANGSA.net - Viral di media sosial (medsos) sebuah becak motor (bentor) yang dikendarai seorang bapak yang mengenakan topi hitam dan kaos pendek berwarna biru, terjebak di jalan cor yang masih basah. Peristiwa tersebut terjadi di Jalan Raya Dusun Mojolegi, Desa Dukuhmojo, Kecamatan Mojoagung, Kabupaten Jombang, Kamis (26/10).

Tak hanya bentor, bahkan truk tronton bermuatan kayu gelondong juga mengalami nasib serupa. Kendaraan dengan roda lebih dari enam tersebut nampaknya juga kesulitan melintasi jalan itu. Lantaran kondisi cor memang masih basah karena proses perbaikan jalan.

Kepala Dusun Mojolegi Yunan Ardiyanto menjelaskan, peristiwa terjebaknya bentor dan truk itu terjadi karena tidak ada pengawasan serta tak ada rambu-rambu bahwa jalan tersebut sedang dilakukan pengecoran. "Jangankan rambu-rambu, pengawas saja tidak ada," ucapnya, Jumat (27/10).

Setelah insiden tersebut, jalan yang masih dalam proses perbaikan menjadi semakin rusak.

Terpisah, Kabid Bina Marga Dinas PUPR Jombang Agung Setiaji menjelaskan, di area sekitar pekerjaan pengecoran sudah terdapat rambu-rambu yang dijadikan alat untuk menutup arus lalu lintas. Bahkan terdapat petugas yang berjaga untuk mengatur arus lalu lintas.

"Di awal sebenarnya sudah ada rambu-rambunya, terkait dengan kegiatan. Tapi begitu pelaksanaan terjadi kemacetan ya kemarin, akhirnya ada yang membuka portal pembatasnya. Dan kebetulan pengatur lalu lintasnya mengawal truk molen, maka otomatis tidak ada yang menunggui," ujar Agung, saat dikonfirmasi.

“Sehingga akhirnya terjadi yang seperti itu ya, yang truk itu (menerobos beton cor yang masih basah). Karena memang ada kemacetan ya kemarin itu," imbuhnya.

Dijelaskan, pihak Dinas PUPR beserta rekanan yang mengerjakan proyek tersebut, sudah berusaha melakukan pengaturan arus lalu lintas di lokasi pekerjaan. "Kalau ngomong pekerjaan beton, seharusnya kita tutup. Tapi karena kondisi dan situasi yang tidak memungkinkan, akhirnya kita lakukan pengecoran satu sisi. Begitu satu sisi selesai, untuk mencapai umur beton, kurang lebih maksimal 28 hari," terang Agung.

Setelah satu sisi selesai dilakukan pengecoran, satu sisi jalan lainnya mulai dilakukan pengecoran, karena ada keterlambatan proyek, sehingga dilakukan percepatan. "Karena kemarin ingin melakukan percepatan, karena progresnya agak terlambat. Sehingga kemarin dilakukan pengecoran B nol, atau dasar beton. Namun karena koordinasinya kurang baik, sehingga terjadilah peristiwa kemarin itu," ujarnya.

"Ya akhirnya ada bentor yang melintas diatas beton cor dasar, termasuk yang dilewati truk. Dan kerusakan mencapai sekitar 50 meter," pungkasnya.(aan/rd)