Ketua DPRD Bondowoso, Bantu Nenek Satriya yang Hidup Sebatang Kara

Ketua DPRD dan komunitas Wisman berkunjung ke kediaman nenek Satriyah dan memberikan bantuan untuk merenovasi rumah yang tak layak ia tinggali sekarang.

Ketua DPRD Bondowoso, Bantu Nenek Satriya yang Hidup Sebatang Kara
Ketua DPRD Bondowoso, H. Ahmad Dhafir bersama Komonitas Wisman saat Memberikan Bantuan pada Nenek Satriya
Ketua DPRD Bondowoso, Bantu Nenek Satriya yang Hidup Sebatang Kara

BONDOWOSO, HB.net - Ketua DPRD, Ahmad Dhafir mengunjungi langsung nenek Satriya (83) yang ramai diperbincangkan karena hidup sebatang kara namun luput dari bantuan pemerintah.

 Dalam kunjungannya, Ahmad Dhafir bersama komonitas Wisata Mancal (Wisman) menyerahkan bantuan sejumlah uang tunai kepada Nenek Satriya.

Bantuan tersebut itu merupakan hasil patungan semua anggota komunitas Wisata Mancal (Wisman)yang terdiri dari sejumlah pegawai dan anggota DPRD. "Ini bentuk kepedulian teman-teman dalam membantu sesama," ujar Ahmad Dafir usai memberikan bantuan pada Nenek Satriya kemarin.

Menurut Ketua DPC PKB Bondowoso itu, donasi tersebut juga diharapkan bisa digunakan untuk merenovasi rumah nenek Satriya yang berukuran 4x3 m2. “Jadi spontan, begitu baca di media sosial. Alhamdulillah juga sudah banyak yang peduli. Dan ini bentuk kepedulian teman-teman, membantu sesama,” imbuhnya.

Menurutnya, nenek Satriya ini memiliki hak yang sama sebagai warga Bondowoso untuk hidup layak dan mendapatkan bantuan pemerintah. Ia menjelaskan bahwa kondisi ini pun menjadi catatan kecil untuk semua pihak. Bahwa, ini kondisi masyarakat Bondowoso yang perlu kepedulian semua pihak dan tanggung jawab pemerintah untuk di fikirkan.

Bagaimana pemerintah daerah mensejahterakan rakyat. Bagaimana menyiapkan papan pada rakyat (tempat tidur dan tempat istirahat) juga menyiapkan pangan untuk rakyat. Akan tetapi disisi lain, banyak juga dari organisasi masyarakat serta perorangan yang turut peduli kepada sesama yang membutuhkan.

“Inilah yang perlu dipelihara terus kekompakan, kebersamaan, kepedulian terhadap sesama,” tambahnya. Terkait segala bantuan yang selama ini tak bisa diterima karena masih atas nama almarhum suaminya. Kata Ketua DPC PKB itu, telah dikoordinasikan dengan pihak terkait.

“Saya sudah sampaikan ke Kepala Dinsos, sudah diurus. InsyaAllah, mulai bulan depan bisa diurus lagi. Karena itu uang negara, jadi harus dipertanggung jawabkan,” terangnya. Masih ada banyak warga di Bondowoso yang belum masuk dalam Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS). Karena itulah, menjadi kewajiban semua pihak untuk peduli.

Perlu diketahui, nenek Satriya adalah seorang janda tua. Ia seorang Warga Desa Kembang Kecamatan Bondowoso tepatnya di RT 24 Rw 08. Ia hidup sebatangkara di tengah kondisi yang amat memprihatinkan. Tempat tinggalnya masuk kategori rumah tak layak huni yang hanya berdiameter 4×3 m2 di dekat bantaran sungai.

Janda tua itu bekerja sebagai pemulung karena telah lama ditinggal mati oleh suaminya. Ia pun tinggal terpisah dengan ke-dua anaknya yang masing-masing telah berkeluarga. Perempuan berusia 83 tahun ini tidak mendapatkan bantuan sosial dari pemerintah daerah maupun pusat sejak lima tahun terakhir. Atau semenjak ditinggal mati suaminya. (gik/diy)