Khofifah: Ramadan Momentum Tingkatkan Kualitas Ibadah

Khofifah Indar Parawansa mengajak seluruh masyarakat bersuka cita menyambut datangnya bulan suci Ramadan 1445 H.

Khofifah: Ramadan Momentum Tingkatkan Kualitas Ibadah
Khofifah Indar Parawansa

Surabaya, HARIANBANGSA.net - Khofifah Indar Parawansa mengajak seluruh masyarakat bersuka cita menyambut datangnya bulan suci Ramadan 1445 H. Menurutnya, bulan Ramadan bukan hanya sekedar mengendalikan waktu makan dan minum. Lebih dari itu bulan yang lebih baik dari seribu bulan ini adalah momen yang sangat baik untuk meningkatkan kualitas keimanan dan ibadah umat Islam dan meningkatkan kesalehan sosial.

“Alhamdulillah, kita segera bertemu kembali dengan bulan suci Ramadan 1445 H. Bulan istimewa, yaitu bulan Ramadan dimana umat Islam dianjurkan untuk menebar kebaikan karena bulan puasa adalah syahrur rahmah,” terang Khofifah yang juga ketua PBNU dan ketua umum PP Muslimat NU, Sabtu (9/3).

“Secara hakikat puasa Ramadan tak hanya soal pengendalihan waktu makan dan minum, atau menghindari larang sebegaimana dalam fiqih puasa. Lebih dari itu, Ramadan erat hubungannya dengan peningkatan bathiniah, kesalehan sosial dimana kita harus lebih santun, lebih cinta kepada fuqoro dan masakin,” imbuhnya.

Ia menjelaskan bahwa Nabi Muhammad SAW semasa hidupnya di bulan Ramadan meningkatkan amalan di bulan suci ini dengan memberi teladan untuk berbagi kepada sesama. Baik dalam bentuk zakat, infaq shadaqoh dan waqaf serta kebaikan lainnya.

Sedangkan di Indonesia, jelas gubernur Jatim periode 2019-2024 ini, memiliki potensi luar biasa dalam hal zakat dan waqaf. Menurut catatan Baznas potensi zakat di Indonesia tahun 2022 sekitar Rp 327 triliun. Dan Jawa Timur yang memiliki 36 juta penduduk beragama Islam memiliki potensi zakat Rp 36 triliun.

“Menurut data Baznas dari sebanyak potensi itu rata rata pertahun tergali sekitar 10 persen. Indonesia kembali menjadi negara paling dermawan di dunia pada 2023,” tegasnya.

Berdasarkan World Giving Index (WGI) yang dirilis Charities Aid Foundation (CAF), Indonesia berada di posisi pertama dengan skor 68 poin. Hal itu membuat Indonesia menjadi negara paling dermawan selama enam tahun berturut-turut.

Hasil penelitian CAF menunjukkan lebih dari 8 dari 10 orang Indonesia menyumbangkan uang pada tahun ini. Sementara, tingkat kerelawanan di Indonesia tiga kali lipat lebih besar dari rata-rata tingkat kerelawanan dunia. Dengan puasa, maka diharapkan maka tingkat kesalehan sosial lebih ditingkatkan.

“Dalam beberapa kitab fiqih, dikenal bahwa salah satu nama yang lekat dengan bulan Ramadhan adalah syahrul Jud, yaitu bulan memberi. Selain itu, juga dikenal sebagai syahrul muwassah, yaitu bulan bermurah tangan dan bulan memberikan pertolongan kepada yang membutuhkan,” urainya.

“Semoga melalui bulan Ramadan kita bisa meningkatkan gerakan peduli sesama demi kemanusiaan; membantu mereka mempunyai keterbatasan dan kesulitan dalam memenuhi kebutuhan azasinya. Seperti halnya apabila terdapat bencana atau kerawanan. Hanya dengan itulah manisnya bulan suci Ramadan terasa jelas di bumi ini,” pungkas Khofifah. (mdr/rd)