Pengusaha Tahu di Jombang Mengeluh

Semakin meningkatnya harga kedelai impor sejak dua pekan terakhir, pengusaha tahu di Jombang, mengeluh.

Pengusaha Tahu di Jombang Mengeluh
Pabrik pembuatan tahu milik Siti Aminah. Aan Amrulloh/ HARIAN BANGSA

Jombang, HARIAN BANGSA.net - Semakin meningkatnya harga kedelai impor sejak dua pekan terakhir, pengusaha tahu di Jombang, mengeluh. Mereka terpaksa harus memutar otak agar usahanya tidak gulung tikar.

Hal itu seperti yang dilakukan Siti Aminah (71), pengusaha tahu asal Desa Plandi, Kecamatan-Kabupaten Jombang. Dirinya terpaksa memperkecil potongan tahu yang akan dipasarkan agar tetap bertahan dan tidak rugi.

“Sejak ada kenaikan harga kedelai ini ya terpaksa kita buat irisan lebih kecil dari biasanya agar tidak rugi,” ujarnya saat ditemui wartawan di tempat usahanya, Selasa (5/1).

Dijelaskan, sebelumnya setiap kali proses masak, Aminah mampu membuat 45 potongan tahu. Namun sejak harga kedelai mencapai Rp 9 ribu, terpaksa diiris lebih kecil menjadi 48-50 buah.

“Sekarang labanya jadi sedikit. Biasanya diiris 45 jadi 48, yang 40 jadi 42. Itu harga Rp 1.000 per potong, yang 48 buah itu Rp 2.500 dapat 3 buah ke bakul (penjual), kalau ke pengecer ya Rp 1.000,” terangnya.

Meski demikian, Aminah mengaku tak menaikkan harga jual tahu siap masak itu. Sebab, dirinya khawatir, para pelanggannya akan berkurang jika mengetahui harga tahu menjadi mahal dari sebelummya. “Biasanya ya seribu rupiah tapi agak besar, kalau naik seribu ya ditambah satu irisannya,” ungkapnya.

Dalam setiap hari, Siti Aminah mampu memproduksi tahu 15 hingga 17 proses masak. Sekali proses, membutukan kedelai sekitar 13,5 kilogram. “Kalau naik terus ya pasti akan gulung tikar,” pungkasnya.

Sementara, harga kedelai impor sejak dua pekan terakhir, kenaikannya mencapai Rp 2 ribu hingga Rp 3 ribu per kilogram. Saat ini harga kedelai itu sudah mencapai Rp 9.300 per kilogram. Padahal sebelumnya, hanya seharga Rp 6.300. Kenaikan harga kedelai impor ini terjadi sejak tanggal 20 Desember 2020 lalu, dan kemudian naik lagi

Kedelai impor ini merupakan bahan baku utama yang dipakai perajin tahu atau tempe. Jika harganya mahal, mereka khawatir usahanya akan bangkrut karena tak sebanding dengan biaya produksi dan hasil pemasarannya.(aan/rd)