TNI Butuh Peran Media Massa untuk Mendukung Kemanunggalan dengan Rakyat

"Peran kecepatan media massa sangat dibutuhkan untuk mendukung kemanunggalan TNI dan rakyat," ujar Teguh.

TNI Butuh Peran Media Massa untuk Mendukung Kemanunggalan dengan Rakyat
Danpusterad Letjen TNI Teguh Arief Indratmoko saat membuka sarasehan.

Bekasi, HB.net  - Pusat Teritorial Angkatan Darat (Pusterad) menggelar sarasehan bersama media massa di Hotel Horison, Bekasi, Jawa Barat, Rabu (13/09/2021). Tema yang diusung ialah ‘Refleksivitas peran media massa dalam kegiatan teritorial TNI AD’.

Sarasehan menghadirkan dua pemateri yaitu Dirjen Informasi dan Komunikasi Publik Kemenkominfo, Usman Kansong dan Ketua Dewan Pers M Nuh.

Dalam sambutannya, Danpusterad Letjen TNI Teguh Arief Indratmoko menjelaskan, untuk memberdayakan pembinaan teritorial yang diselenggarakan komando satuan wilayah tidak bisa lepas dari peran media massa. Sebab dengan peran media massa tujuan membuat masyarakat lebih cerdas dengan mendapat kecepatan informasi.

"Peran kecepatan media massa sangat dibutuhkan untuk mendukung kemanunggalan TNI dan rakyat," ujar Teguh.

Dirjen Informasi dan Komunikasi Publik Kemenkominfo, Usman Kansong menjelaskan, dari hasil pertemuan ini diharapkan dapat memompa penyebaran informasi dengan kolaborasi yang baik antara TNI AD dan media massa.

“Media massa merupakan pilar keempat dalam demokrasi sehingga perannya sangat penting dalam memajukan kehidupan bangsa dalam segala aspek. Dan ini perpaduan yang kuat,” ujar Usman.

Begitu juga dengan teknologi yang mengalami kemajuan pesat di mana membuat informasi tersebut mudah disebarkan. Meski diakui Usman bila di beberapa daerah di Indonesia belum maksimal.

“Ada beberapa daerah yang belum terjangkau maksimal dalam era digital ini namun pemerintah akan berupaya agar penyebaran teknologi ini menyebar rata,” lanjut Usman.

Ditegaskan Usman, media massa yang menyajikan berita harus bisa dipertanggungjawabkan, dan itulah yang membedakan dengan media sosial. “Berita adalah informasi yang terkonfirmasi, sehingga jangan sekadar katanya-katanya. Sehingga tidak ada yang merasa dirugikan,” lanjut Usman.

Ketua Dewan Pers M Nuh menjelaskan, bila peran jurnalistik dalam menggali informasi untuk disajikan kepada masyarakat harus aktual, faktual, dan berimbang. Yang tidak kalah penting yakni menguasai bahasa sehingga tidak terjadi miss komunikasi.

“Bahasa yang digunakan menunjukkan derajat orang tersebut. Jangan sampai dampak dari berita tersebut tidak membuat masyarakat semakin pintar,” kata M Nuh.

Masih menurut M Nuh bila dulu untuk mendapatkan informasi sangatlah sulit, namun untuk zaman sekarang seorang jurnalis harus pandai menyaring informasi, sebab begitu mudah sumber informasi tersebut bermunculan.

“Kini ketika kita menerima informasi, filternya ada di kepala kita, sehingga media massa harus bisa menjadi dokter yang bagus. Sehingga ketika masyarakat mendapat informasi dari media sosial mereka bisa melakukan cek di media massa, bila tidak ada berita tersebut berarti kemungkinan besar hoax,” pungkas M Nuh.

Sedangkan peserta yang mengikuti sarasehan ini yakni dari Dinas Penerangang Kodam Jaya, Kodam Siliwangi, Kodam Diponegoro, dan Kodam V Brawijaya, dengan perwakilan media massa yang menjadi mitra kodam. (dev/ns)