Wali Kota Apresiasi Kegigihan Pelaku UMKM Jahit Benang Emas

Kegigihan para pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) jahit Sumber Mulia Barokah (SMB) mendapatkan apresiasi dari Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi.

Wali Kota Apresiasi Kegigihan Pelaku UMKM Jahit Benang Emas
Wali kota bersama para pelaku UMKM Jahit Benang Emas.

Surabaya, HARIANBANGSA.net - Kegigihan para pelaku usaha  mikro kecil dan menengah (UMKM) jahit Sumber Mulia Barokah (SMB) mendapatkan apresiasi dari Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi. Menurutnya, kerja keras para pelaku UMKM SMB yang tergabung di dalam koperasi Benang Emas ini patut dicontoh oleh seluruh warga Surabaya.

Wali kota mengatakan, para penjahit itu adalah warga Surabaya yang mengubah hidupnya secara mandiri sehingga menjadi jauh lebih baik. “Hari ini kita diinspirasi oleh penjahit Benang Emas, bagaimana tadi ada yang umur 60 tahun, tidak mau mengharapkan bantuan, kerja dulu. Kemudian ada anak muda yang tidak bisa membayar UKT, diberi beasiswa juga tidak mau, tapi meminta pekerjaan biar mendapatkan hasil, ini kan menginspirasi,” kata Eri, Sabtu (13/4).

Wali kota yang akrab disapa Cak Eri itu pun terenyuh hatinya. Sebab masih ada warganya yang tidak menggantungkan bantuan, akan tetapi lebih memilih usaha demi mengubah nasib. Ia ingin, para penjahit yang tergabung di dalam UMKM SMB Koperasi Benang Emas itu dapat menginspirasi para anak muda di Surabaya.

“Jadi saya berharap, nanti dapat memberikan contoh kepada anak muda-muda yang selama ini mendapatkan beasiswa. Nanti saya kumpulkan anak muda-anak muda ini, kemudian saya meminta kepada Mas Ali untuk berbicara,” ujarnya.

Rencananya, setelah bulan Ramadan tahun ini, Cak Eri bakal mengumpulkan kembali lurah, camat, hingga RT-RW untuk membicarakan soal Kampung Madani. Kemudian, para penjahit Benang Emas ini, akan menjadi contoh ke depannya.

Di Lebaran tahun ini, sebanyak 90 penjahit UMKM SMB Koperasi Benang Emas, telah berhasil mengumpulkan Tahara sebanyak Rp 65 juta. “Kesuksesan padat karya ini, selain menambah penghasilan keluarga miskin (gakin), mereka juga berhasil menyisihkan sebagian penghasilannya untuk ditabung dalam program Tahara,” imbuhnya.

Di samping itu, ada Aliansah yang berhasil mengubah hidupnya bahkan bisa melanjutkan kuliah dengan hasil kerja kerasnya selama bergabung di UMKM SMB. Mahasiswa semester lima program studi Tasawuf dan Psikoterapi Universitas Islam Negeri Sunan Ampel (UINSA) Surabaya ini mengaku, tak ingin meminta kepada orang lain sebelum berusaha.

Bahkan dia tak ingin meminta bantuan beasiswa dari Pemkot Surabaya, hanya untuk membayar uang kuliah tunggal (UKT). “Kata Pak Eri, kita itu janganlah sampai meminta, misak beasiswa dari pemkot atau yang lain. Tapi, selagi kita masih mampu untuk bekerja ya kita lakukan,” kata Ali, sapaan akrabnya.

Di samping Ali, ada Istiqomah yang kini nasib lebih baik daripada sebelumnya ketika ia berjualan gorengan keliling. Perempuan 44 tahun itu mengaku, kini hidupnya semakin baik hingga terbebas dari status gakin setelah ikut bekerja sebagai penjahit di UMKM SMB Koperasi Benang Emas.

Tak hanya terbebas dari status sebagai gakin, bahkan Istiqomah saat ini juga sudah terbebas dari utang sebanyak Rp 20 juta yang sempat melilitnya beberapa tahun lalu. “Terima kasih kepada Pak Wali, telah mendorong UMKM, supaya kita tidak tangan di bawah, kita tanganya di atas. Tidak meminta terus, dan kita bisa berkarya dan bekerja tanpa meminta bantuan,” ujarnya.

Selain itu, juga ada Muslimah Nuraini, yang kini hidupnya jauh lebih baik, bahkan kini bisa membiayai kuliah anaknya. Perempuan 60 tahun itu mengaku, sebelumnya ia hanya sebagai penjual kue donat keliling dan tidak memiliki keahlian menjahit. Setelah ikut UMKM SMB Koperasi Benang Emas, ia mendapatkan pelatihan hingga sekolah khusus menjahit.

Kini, nasibnya mulai berubah, yang dahulu statusnya tercatat sebagai keluarga miskin, kini telah bangkit hingga akhirnya terbebas dari kemiskinan. “Dulu jualan donat sehari hanya dapat Rp 20.000 ribu. Itu kalau habis semua, kadang kalau nggak habis ya rugi. Kalau ikut menjahitkan nggak ada rugi dan modal, hanya modal tenaga,” pungkasnya. (ari/rd)