DPRD Surabaya Apresiasi Upaya Pemkot Perkuat Toleransi Beragama

DPRD Surabaya Apresiasi Upaya Pemkot Perkuat Toleransi Beragama
Kegiatan pawai Ogoh-ogoh saat peringatan Hari Raya Nyepi 1 Saka 1946 yang digelar di kawasan Balai Kota Surabaya. Insert, Wakil Ketua DPRD Surabaya Jawa Timur A Hermas Thony

Surabaya, HB.net - Wakil Ketua DPRD Surabaya Jawa Timur A Hermas Thony mengapresiasi upaya pemerintah kota (pemkot) memperkuat nilai toleransi antar-umat dengan menyediakan ruang khusus bagi setiap perayaan hari raya keagamaan.

"Saya merasa pemkot sudah menghadirkan kesetaraan bagi setiap pemeluk agama dengan menggelar perayaan-perayaan, itu menunjukkan kesadaran toleransi yang tinggi," kata Thony, Selasa (19/3/2024).

Thony menyebutkan, salah satu implementasi toleransi itu adalah dengan menghadirkan ornamen atau dekorasi kota setiap menjelang perayaan hari besar keagamaan, baik di balai kota maupun di sejumlah lokasi jalan-jalan utama di Kota Surabaya.

Kemudian terbaru adalah kegiatan pawai Ogoh-ogoh, saat peringatan Hari Raya Nyepi 1 Saka 1946 yang digelar di kawasan Balai Kota Surabaya, pada Minggu (10/3). Ogoh-ogoh itu diarak melalui sejumlah jalan, yakni Jalan Wali kota Mustajab-Jalan Sedap Malam-Jalan Jimerto-Jalan Jaksa Agung Suprapto.

"Capaian ini saya rasa tidak sekadar kerja keras dari pemkot, tetapi juga Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) yang sudah kerja keras," katanya.

Thony optimistis penghargaan yang diberikan pemerintah kepada setiap pemeluk agama, bisa menjadi investasi bagi Kota Surabaya. Sebab, kegiatan itu diyakini A.H Thony mampu menghadirkan dampak berkesinambungan, baik itu pada aspek sosial, budaya, dan perekonomian masyarakat.

"Artinya sebagai pemerintah wajib mengayomi seluruh warganya," katanya.

Wakil Ketua DPRD Kota Surabaya ini berharap perayaan peringatan hari raya keagamaan bisa konsisten digelar oleh pemkot.

"Ini perlu diteruskan dan dievaluasi sehingga bisa lebih baik lagi untuk tahun-tahun selanjutnya," katanya. Dia meyakini langkah pemerintah kota juga sejalan dengan keinginan seluruh warga Surabaya.

"Kerukunan antar-umat merupakan tugas seluruh masyarakat, ini demi terciptanya stabilisasi kota dan kerukunan antar umat, sehingga masyarakat madani bisa dicapai lebih cepat tercapai," katanya.

Sekadar diketahui, sebelum pawai Ogoh-ogoh, Pemkot Surabaya juga menggelar Perayaan Natal di Halaman Balai Kota Surabaya, pawa awal tahun 2024. Kegiatan peribadatan ini merupakan pertama kali yang digelar oleh pemkot, sebagai wujud Surabaya kota toleransi yang menjunjung tinggi keberagaman.

Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi menyebut Balai Kota Surabaya merupakan rumah besar bagi semua pemeluk agama di Kota Pahlawan, oleh sebab itu kegiatan keagamaan boleh diselenggarakan di lokasi tersebut.

Selain itu, kata Cak Eri, sapaan akrabnya, dalam momen yang bersamaan dengan Ramadhan serta Paskah maka toleransi menjadi hal yang utama dalam menjalankan segala kegiatan keagamaan.

"Surabaya dilahirkan degan toleransi yang tinggi dan Balai Kota adalah rumah besar bagi semua agama di Surabaya. Karena di Surabaya hanya satu NKRI harga mati," ucapnya.

Oleh karena itu, dirinya mengajak seluruh masyarakat Surabaya untuk saling guyub rukun dan menjaga kota agar aman dan nyaman bagi semua.

Wali Kota Eri berencana menggelar berbagai kegiatan perayaan hari besar lainnya sebagai agenda tahunan Pemkot Surabaya. Sebab, baginya, Balai Kota Surabaya adalah milik warga Surabaya, sekaligus milik seluruh umat beragama.(lan/ns)