Banjir Berkepanjangan, Banyak Pelajar Terjangkit ISPA

Akibat banjir berkepanjangan yang tak kunjung surut di Desa Kedung Banteng, Tanggulangin, Sidoarjo, sejumlah pelajar dikabarkan banyak yang terjangkit penyakit kulit dan infeksi saluran pernafasan akut (ISPA).

Banjir Berkepanjangan, Banyak Pelajar Terjangkit ISPA
Para pelajar terdampak banjir berkepanjangan di Desa Kedung Banteng, Tanggulangin.

Sidoarjo, HARIANBANGSA.net - Akibat banjir berkepanjangan yang tak kunjung surut di Desa Kedung Banteng, Tanggulangin, Sidoarjo, sejumlah pelajar dikabarkan banyak yang terjangkit penyakit kulit dan infeksi saluran pernafasan akut (ISPA).

Penyakit kulit dan ISPA yang mulai menjangkiti para pelajar di Desa Kedung Banteng menjadi perhatian khusus bagi pemerintah.

Saat melakukan pengecekan di dua titik sekolah, yakni SMPN 2 Tanggulangin dan SDN Kedungbanteng, Kepala Puskesmas Tanggulangin Prufiana mengatakan, pihaknya telah memeriksa 45 siswa dan guru di SMPN 2 Tanggulangin dan 54 siswa dan guru di SDN Kedungbanteng.  "Hasilnya, sebagian besar terjangkit ISPA dan penyakit kulit," terang dokter ini.

Ia menerangkan, di SMPN 2 Tanggulangin ada total 13 orang siswa yang terkena penyakit kulit berupa gatal-gatal dan 18 orang lainnya terjangkit ISPA. Sedangkan di SDN Kedungbanteng, 25 terkena infeksi kulit dan 25 orang terjangkit ISPA.

Ia menegaskan bahwa seluruh siswa dan guru yang terjangkit penyakit kulit dan ISPA tersebut telah ditangani oleh puskesmas. Meski banyak yang mulai mengalami sakit, Menurutnya pembelajaran masih bisa dilakukan. "Masih bisa untuk proses belajar, fleksibel menyesuaikan kondisi," terangnya.

Sementara itu, saat disinggung terkait perpanjangan masa tanggap darurat di Tanggulangin, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sidoarjo Dwijo Prawito menyebut penanganan di masa tanggap darurat kedua hanya fokus pemompaan saja.  Pemompaan yang difungsikan agar pembuangan air yang menampung di tiga desa terdampak banjir tersebut segera dialirkan ke arah laut. 

"Pompa bakal beroperasi selama 24 jam. Selama ini durasi pemompaan belum sampai 24 jam. Rata-rata hanya 20 jam saja. Jadi fokusnya banyak pada penyedotan air," katanya.

Sebagai informasi, Pemkab Sidoarjo telah mengaktifkan beberapa pompa air untuk menyedot banjir di tiga titik yang ada di bagian timur Kecamatan Tanggulangin.

Meskipun masa tanggap darurat diperpanjang, menurutnya, banjir sudah berangsur surut. Ketinggian air sekitar 10 sentimeter. Paling parah di Kedungbanteng, di dekat SMPN 2 Tanggulangin. Selain karena banjir tak kunjung surut, perpanjangan masa tanggap darurat juga karena curah hujan masih tinggi.(cat/rd)