DLH Ajak Pengurus Pesantren di Probolinggo Wujudkan Pesantren Ramah Lingkungan

Melalui program masyarakat di lingkungan pondok pesantren bisa berperan aktif dalam mewujudkan pondok pesantren yang ramah lingkungan.

DLH Ajak Pengurus Pesantren di Probolinggo Wujudkan Pesantren Ramah Lingkungan
Eco Pesantren yang digelar DLH dalam rangka pesantren ramah lingkungan.

Probolinggo, HB.net - DLH Kota Probolinggo membina warga pesantren untuk meningkatkan pengetahuan dan kesadaran dalam pelestarian fungsi lingkungan hidup. Kegiatan itu dilaksanakan dalam kerangka Pembinaan dan Monitoring Evaluasi Implementasi Eco Pesantren Kota Probolinggo Tahun 2023, di Aula Bestari, kantor DLH setempat.

Melalui program masyarakat di  lingkungan pondok pesantren bisa berperan aktif dalam mewujudkan pondok pesantren yang ramah lingkungan.

Melalui program ini pula, pengasuh dan pengurus pondok pesantren (ponpes) diharapkan bisa menularkan ilmu tentang eco pesantren ke lebih banyak santri. Sebagai penyemangat, dua ponpes yang telah melaksanakan program penerapan eco pesantren dijadikan narasumber dalam acara ini. Dua ponpes ini bahkan telah mendapat penghargaan tingkat Provinsi Jawa Timur di Tahun 2022 lalu.

Asisten Perekonomian dan Pembangunan (Asekbang) Wawan Soegiyantono membuka kegiatan. Didampingi Kepala DLH Retno Wandansari dan M. Taufiq, perwakilan Kemenag Kota Probolinggo.

“Program kegiatan ini sudah berjalan di Kota Probolinggo. Perlu adanya monitoring dan evaluasi berkaitan pengelolaan lingkungan. Dari masalah lingkungan ini sendiri, luas sekali. Air bersih, udara, keindahan, penanaman penghijauan dan lain sebagainya. Ini penting sekali,” ujarnya.

Pondok pesantren merupakan salah satu sumber daya yang memiliki potensi besar dalam menggerakkan masyarakat sekitarnya dan menjadi motivator dalam melakukan penyadaran dan kepedulian terhadap permasalahan lingkungan.

Seperti penghematan air dan energi, gerakan penanaman pohon, menjaga kebersihan udara dan pengelolaan sampah yang ramah lingkungan. Hal ini juga merupakan aksi mengurangi efek gas rumah kaca yang berdampak terhadap timbulnya perubahan iklim.

“Karena pohon merupakan salah satu penghasil O2 terbesar dan dapat mengurangi kebisingan dan polusi udara. Sehingga perlu dilakukan gerakan penanaman pohon di kalangan pondok pesantren untuk mewujudkan suasana yang bersih, nyaman dan ramah lingkungan,” tutunya.

Giat ini diharapkan mampu memberikan tambahan wawasan dan penyadaran masyarakat di lingkungan pondok pesantren untuk berkelanjutan dalam menerapkan eco pesantren khususnya dan seluruh masyarakat Kota Probolinggo umumnya untuk peduli dan sadar terhadap lingkungan dan sekaligus sebagai upaya mempertahankan adipura.

”Apa yang kita dapatkan hari ini jangan hanya berhenti di sini atau menjadi program sesaat. Saya berharap ilmu yang didapat dari narasumber betul-betul dapat diterapkan di lingkungan pondok pesantren dan lingkungan rumah tangga kita secara berkelanjutan. Untuk mewujudkan Kota Probolinggo yang berketahanan iklim, berkelanjutan dan berdaya saing menuju Probolinggo yang hebat dan handal,” tutupnya. (ndi/diy)