Dukung Pengelolaan Sampah di Banyuwangi, Wakil Dubes Norwegia Temui Bupati Ipuk

Tahap kedua telah diperluas ke banyak daerah di Banyuwangi. Ia sangat mengapresiasi Banyuwangi yang melibatkan partisipasi masyarakat dalam penanganan sampah. Karena keterlibatan masyarakat adalah kunci keberhasilan program ini.

Dukung Pengelolaan Sampah di Banyuwangi, Wakil Dubes Norwegia Temui Bupati Ipuk
Bupati Banyuwangi, Ipuk Fiestiandani bersama Wakil Dubes Norwegia untuk Indonesia, Bjornar Hotvedt dan tim.

Banyuwangi, HB.net - Pemerintah Norwegia terus mendukung pengelolaan sampah secara terpadu di Banyuwangi. Wakil Duta Besar (Dubes) Norwegia untuk Indonesia, Bjornar Hotvedt secara khusus bertemu Bupati Banyuwangi, Ipuk Fiestiandani menyampaikan rencana pengembangan lebih lanjut berbagai program pengelolaan sampah di Banyuwangi.

Sebelumnya, selama hampir 5 tahun, pemerintah Norwegia bersama korporasi Borealis dari Austria mendukung NGO Systemiq untuk melakukan pendampingan masyarakat Kecamatan Muncar Banyuwangi dalam pengelolaan sampah. Program tersebut akan diperluas cakupannya ke kecamatan lain dan membangun pusat daur ulang sampah di Songgon. 

"Sejak 2018 Project STOP semakin besar. Kami sangat bangga bisa menjadi mitra di Banyuwangi untuk pengelolaan sampah. Saya melihat banyak pihak yang dilibatkan dalam menyelesaikan masalah sampah secara komprehensif," kata Bjornar.

Tahap kedua telah diperluas ke banyak daerah di Banyuwangi. Ia sangat mengapresiasi Banyuwangi yang melibatkan partisipasi masyarakat dalam penanganan sampah. Karena keterlibatan masyarakat adalah kunci keberhasilan program ini.

"Banyuwangi ingin kami jadikan percontohan, sebab proyek terbesar kami ada di Banyuwangi," beber Hotvedt.

"Apa yang dilakukan Norwegia bersama dua NGO telah membawa perubahan signifikan, terutama bagi masyarakat Muncar," ujar Ipuk. "Terima kasih kepada pemerintah Norwegia yang telah mendukung dan menginspirasi kami. Mudah-mudahan kerjasama ini bisa terus berlanjut," imbuhnya.

Banyuwangi punya beberapa program terkait pengelolaan sampah untuk anak-anak, yakni program Sekolah Asuh Sungai. Siswa dan pihak sekolah diberi tanggung jawab memelihara kebersihan sungai di sekitar sekolahnya. Program Banyuwangi Hijau, bekerja sama dengan PT. Systemiq Lestari Indonesia untuk penanganan sampah di kecamatan serta program Kaliku Bersih.

Dalam kesempatan itu, Hotvedt juga mengajak Project Manager dari program Clean Ocean through Clean Communities (CLOCC), Sigve Andera. CLOCC adalah program dari  Avfall Norge (Asosiasi persampahan Norwegia) selanjutnya bekerjasama dengan  Indonesia Solid Waste Assosiation (InSWA) untuk menyusun masterplan persampahan di Kabupaten Banyuwangi.

"Kami didukung pemerintahan Norwegia melakukan penyusunan masterplan penanganan sampah di  Banyuwangi. Kami libatkan banyak pihak, seperti ormas dan pegiat masalah lingkungan hidup,” kata Andera. (guh/diy)