Kredit Retail Bank Mandiri Jatim Tumbuh 11 Persen

Bank Mandiri berhasil mempertahankan laju pertumbuhan cepat hingga akhir tahun 2021.

Kredit Retail Bank Mandiri Jatim Tumbuh 11 Persen
Bank Mandiri berhasil mencetak pertumbuhan bisnis mengoptimalkan transformasi digital.

Surabaya, HARIANBANGSA.net - Bank Mandiri berhasil mempertahankan laju pertumbuhan cepat hingga akhir tahun 2021. Hal itu terlihat dari pertumbuhan penyaluran kredit retail di wilayah Jawa Timur secara tahunan yang mencapai 11persen pada akhir Desember 2021 menjadi Rp 30,8 triliun. Adapun penghimpunan dana murah perseroan tercatat sebesar Rp 52,9 triliun pada triwulan IV 2021, atau meningkat 16persen secara yoy.

Menurut Regional CEO Bank Mandiri Region VIII, I Gede Raka Arimbawa, Bank Mandiri berhasil mencetak pertumbuhan bisnis melalui implementasi strategi bisnis yang konsisten dengan mengoptimalkan transformasi digital. Hasilnya, sepanjang tahun 2021, perseroan berhasil membukukan laba bersih sebesar Rp 28,03 triliun, tumbuh 66,8 persen secara year on year (yoy).

Capaian kinerja yang signifikan tersebut, tambahnya, selaras dengan pemulihan ekonomi secara nasional yang didukung oleh kebijakan pemerintah lintas sektoral serta penanganan Covid-19 yang efektif menggairahkan roda perekonomian di dalam negeri.

“Sepanjang tahun 2021, Bank Mandiri telah secara aktif mengimplementasikan transformasi digital untuk mencapai strategi jangka panjang dan menghasilkan pertumbuhan bisnis berkelanjutan,” ujar Gede dalam keterangan persnya, Jumat (18/2).

Menurutnya, pertumbuhan laba bersih tersebut ditopang oleh optimalisasi fungsi intermediasi perseroan yang sejalan dengan pertumbuhan ekonomi yang positif. Tercatat, hingga akhir 2021, laju kredit perseroan secara konsolidasi mampu tumbuh positif sebesar 8,86 persen secara yoy menjadi Rp 1.050,16 triliun lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan kredit Industri sebesar 5,2persen yoy.

Bila dirinci berdasarkan segmennya, kredit korporasi masih menjadi salah satu motor penggerak pertumbuhan dengan realisasi mencapai Rp 370 triliun atau tumbuh sebesar 8 persen yoy secara konsolidasi. Sementara itu, kredit komersial mencatat pertumbuhan tertinggi di tahun 2021 sebesar 9,7persen secara yoy menjadi sebesar Rp 174 triliun.

“Dalam menjaga momentum pertumbuhan ekonomi, Bank Mandiri berkomitmen untuk bersama-sama mendorong kebangkitan ekonomi di sektor-sektor potensial pada masing- masing wilayah termasuk UMKM,” paparnya.

Tercatat, sepanjang tahun 2021, penyaluran kredit UMKM Bank Mandiri terus mencatat peningkatan signifikan sebesar 15 persen secara tahunan dengan nilai realisasi menembus Rp 103,5 triliun. Pertumbuhan pada sisi kredit UMKM, juga didukung oleh upaya pemerintah dan regulator lewat optimalisasi penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR).

Hasilnya, realisasi penyaluran KUR Bank Mandiri berhasil memenuhi target yang dipatok oleh pemerintah pada tahun 2021 sebesar Rp 35 triliun kepada lebih dari 371 ribu debitur. Sejalan dengan mandat pemerintah, penyaluran KUR Bank Mandiri utamanya disalurkan ke sektor produktif seperti pertanian sebesar Rp 9,93 triliun serta industri pengolahan dan lainnya sebesar Rp 6,88 triliun.

Pertumbuhan ini juga diimbangi dengan kualitas aset yang mengalami perbaikan secara bank only. Per akhir 2021, rasio NPL Bank Mandiri berhasil menurun sebesar 48 bps secara yoy ke level 2,81 persen. Meski NPL relatif menurun, perseroan tetap melakukan peningkatan rasio pencadangan atau coverage ratio sebesar 2.662 bps secara tahunan menjadi 261,5 persen.

Restrukturisasi kredit terdampak Covid-19 juga terus menunjukan tren yang melandai seiring dengan momentum pertumbuhan ekonomi. Sampai dengan akhir Desember 2021 total restrukturisasi kredit terdampak Covid-19 (bank only) di Bank Mandiri, yaitu sebesar Rp 69,7 triliun. Posisi ini menurun dibandingkan kondisi akhir tahun 2020 yang mencapai Rp 93,3 triliun.

“Sebagai langkah antisipasi potensi penurunan kualitas kredit, kami terus menjaga pembentukan pencadangan. Per akhir Desember 2021, Bank Mandiri telah membukukan biaya CKPN sebesar Rp 13,9 triliun dengan rasio NPL coverage berada di level yang memadai,” imbuhnya.

Fungsi intermediasi tersebut juga diimbangi pertumbuhan DPK yang kuat, yakni sebesar 12,8persen yoy secara konsolidasi menjadi Rp 1.291,18 triliun lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan DPK Industri sebesar 12,2persen yoy.

I Gede Raka Arimbawa menambahkan, pertumbuhan DPK ini utamanya ditopang oleh peningkatan dana murah (CASA) secara konsolidasi sebesar 19,8 persen yoy yang turut berkontribusi menjaga Cost of Fund (CoF) di angka 1,71persen secara konsolidasi. Sehingga rasio CASA Bank Mandiri (konsolidasi) meningkat sebesar 407 basis poin (bps) secara tahunan menjadi 69,7persen.

Peningkatan rasio CASA ini, disumbang oleh pertumbuhan dana tabungan yang secara konsolidasi meningkat 12,8persen yoy dari Rp 431 triliun di akhir 2020 menjadi Rp 487 triliun serta pertumbuhan giro yang secara konsolidasi meningkat 29,2persen yoy dari Rp 320 triliun di akhir 2020 menjadi Rp 413 triliun pada tahun lalu.

“Pertumbuhan kinerja berkelanjutan Bank Mandiri sepanjang tahun 2021 menunjukkan bahwa tren pertumbuhan terus membaik. Kami tentunya secara berkala akan memantau kondisi perekonomian, termasuk menggali potensi-potensi bisnis untuk menunjang pertumbuhan kinerja yang optimal,” terangnya.(rd)