Pengelola TPK Belawan Bantah CC Rusak

Manajemen PT Subholding Pelindo Terminal Petikemas (SPTP) selaku pengelola Terminal Peti Kemas (TPK) Belawan membantah telah terjadi kerusakan alat bongkar muat jenis container crane (CC) yang merupakan alat untuk bongkar muat peti kemas di sisi dermaga.

Pengelola TPK Belawan Bantah CC Rusak
Proses bongkar muat di TPK Belawan.

Medan, HARIANBANGSA.net - Manajemen PT Subholding Pelindo Terminal Petikemas (SPTP) selaku pengelola Terminal Peti Kemas (TPK) Belawan membantah telah terjadi kerusakan alat bongkar muat jenis container crane (CC) yang merupakan alat untuk bongkar muat peti kemas di sisi dermaga.

Dari 10 unit CC yang ada di TPK Belawan, seluruhnya masih normal. Alat-alat ini dapat digunakan untuk kegiatan bongkar muat peti kemas dari dermaga ke atas kapal maupun sebaliknya.

Corporate Secretary SPTP Widyaswendra mengatakan, kegiatan di dalam area terminal peti kemas berlangsung normal. Tidak ada keterlambatan dalam kegiatan operasional. Bahkan, menurutnya, tidak ada peti kemas yang gagal muat ke atas kapal dan tidak ada peti kemas yang tertinggal.

"Kegiatan berlangsung normal, dengan 10 CC tersebut jika dalam kondisi maksimal dapat digunakan untuk melayani kegiatan bongkar muat 5 kapal peti kemas secara bersamaan," kata Widyaswendra, Senin (21/11).

Selain 10 unit CC, TPK Belawan juga didukung oleh 22 unit alat jenis rubber tyred fantry (RTG) yang merupakan alat untuk bongkar muat peti kemas di area lapangan penumpukan. Jumlah tersebut masih sangat cukup untuk menunjang kegiatan operasional terminal peti kemas di TPK Belawan.

"Dengan perbandingan jumlah alat jenis CC dan RTG di TPK Belawan masih ideal. Dari 22 unit RTG ada 1 unit yang saat ini sedang dilakukan pemeliharaan rutin. Namun dari sisi jumlah masih sangat cukup," tegasnya.

Demikian halnya dengan proses penerimaan (receiving) dan pengiriman (delivery) peti kemas di TPK Belawan juga tidak ada kendala. Ia menyebutkan jika saat ini perusahaan sudah memiliki saluran suara pelanggan yang dapat diakses para pengguna jasa kapan saja dan dimana saja.

Direktur The National Maritime Institute (Namarin) Siswanto Rusdi menyebut keluhan mengenai keandalan alat bongkar muat peti kemas di pelabuhan merupakan suatu hal yang wajar. Hal itu tak lepas salah satunya dari usia alat yang cukup berumur.

Namun, alat yang ada di sejumlah pelabuhan di Indonesia masih tergolong layak untuk mendukung operasional khususnya di terminal peti kemas. "Kesiapan alat perlu diperhatikan, sehingga perlu adanya rencana pemeliharaan yang terjadwal dengan baik. Terlebih jika berkaitan dengan ketersediaan suku cadang," katanya.

Siswanto mengapresiasi langkah Pelindo yang melakukan distribusi peralatan bongkar muat peti kemas pasca merger. Menurutnya hal itu dapat membantu pemenuhan peralatan di pelabuhan atau terminal yang belum didukung dengan alat yang memadai. Dia berpesan alat yang didistribusikan ke terminal hendaknya merupakan alat yang andal dan siap untuk digunakan mendukung kegiatan operasional di lapangan. (diy/rd)