Takbir Keliling Berbuntut Tawuran

Takbir Keliling Berbuntut Tawuran
Sekelompok pemuda dua desa terlibat tawuran. Ilustrasi

Sidoarjo, HARIAN BANGSA - Suasana idul Fitri di perbatasan Desa Glagaharum, Porong dan Desa Keboguyang, Jabon, tercoreng. Pasalnya, sekelompok pemuda dari dua desa tersebut terlibat tawuran. Aksi anarkis itu dipicu hal sepele. Yaitu suara bising kendaraan bermotor.

Kejadian itu bermula menjelang Lebaran. Tepatnya Sabtu (24/5). Selepas berbuka, sejumlah pemuda desa Glagaharum berkumpul. Pukul 21.00 WIB lebih dari 50 pemuda berkumpul. Mayoritas mengendarai sepeda motor.

Setelah rombongan lengkap, pemuda menggelar ritual khusus. Mereka duduk melingkar menenggak minuman keras (miras). Selepas teler, rombongan berangkat takbir keliling memutari perkampungan. 

Pukul 00.30 WIB, rombongan sampai batas antara Desa Glagaharum dan Desa Keboguyang  kumpulan pemuda itu mulai berulah. Bukan lantunan takbir yang diucapkan, justru suara bising motor yang meraung.

Kedua kubu saling ejek. Suasana semakin memanas. Sejurus kemudian, hujan batu dan kayu pun terjadi. Kedua kubu saling melempar batu dan kayu. Sejumlah orang berduel. Malam nan fitri berubah menjadi ajang pertarungan.

Warga sekitar bergegas menghubungi Polsek Jabon. Selang beberapa menit, petugas sampai di lokasi. Sejumlah pemuda ditangkap.

Kapolsek Jabon AKP Sumono mengatakan sebanyak 10 pemuda diamankan. Menurut dia, sepuluh pemuda itu yang memicu pertengkaran. "Kami juga menyita kayu dan batu," jelasnya. Selasa (26/5)

Pukul 03.00, Sumono bergegas mendatangi kediaman Pj Kepala Desa Glagaharum, Tosim. Dia meminta persoalan tawuran itu segera diselesaikan. Dari pertemuan, desa sepakat menuntaskan persoalan secara kekeluargaan. Pemuda yang ditahan dikembalikan.(cat/rd)