TPS Beri Kontribusi 30 Persen Pasca Merger

Terminal Petikemas Surabaya (TPS) yang merupakan Subholding Pelindo Terminal Petikemas (SPTP) menanggapi merger yang dilakukan selama setahun ini membawa dampak positif.

TPS Beri Kontribusi 30 Persen Pasca Merger
Direktur Utama TPS Abdul Rofid Fanany (kanan) saat press conference.

Surabaya, HARIANBANGSA.net - Terminal Petikemas Surabaya (TPS) yang merupakan Subholding Pelindo Terminal Petikemas (SPTP) menanggapi merger yang dilakukan selama setahun ini membawa dampak positif. Hal ini dikatakan Direktur Utama TPS Abdul Rofid Fanany, Jumat (21/10).

"Merger ini dampaknya sangat signifikan. Pengaruh dari arah kebijakan merger dari sisi kecepatan bongkar muat makin efisien. Tentunya cost atau pengeluaran logistik lebih baik," katanya.

Ifan, panggilan akrabnya,  juga menyebut jika adanya merger ini bisa sharing teknologi informasi, pelatihan SDM, join procurement (pengadaan barang dan jasa). "Seperti yang beberapa waktu lalu kita lakukan, alat yang kita pakai sudah tidak bisa. Ternyata di pelabuhan lain masih bisa berfungsi. Jadi bisa join alat dalam merger ini," tandasnya.

Ia menegaskan, jika tahun ini sepertinya capaian target 1,460 juta TEU’s hingga akhir tahun masih kurang karena pada September baru mencapai 1,046 ribu TEU’s. Tahun ini throughput menurun 3 persen dan pengiriman barang lebih banyak kapal kecil. Namun untuk kunjungan kapal lebih banyak jumlahnya. Prosentasenya untuk impor 60 persen. Sedangkan ekspor 40 persen dengan kapasitas pelabuhan juga cukup besar.

"Mungkin masih dampak Covid-19. Kalau pada 2021 masih tinggi karena banyak aktivitas pengiriman barang. Mudah-mudahan ekspor mulai meningkat impor kembali normal. Saat ini Cina juga sering kaki lockdown," terangnya.

Ifan menegaskan, dengan subholding bisa mengelola terminal lebih fokus dan bisa saling bertukar ilmu dan IT akan distandarisasi. "Kami bisa belajar di terminal lain. TPS sendiri sejauh ini berkontribusi 25-30 persen pendapatan dibandingkan subholding lainnya.

"Harapannya, pada 2023 tetap ada pergerakan, meski belum membaik dibandingkan 2022. Jadi kami target tidak muluk-muluk. Tapi banyak perusahaan pelayanan yang menambah carteran kapal. Ini menunjukkan demand tetap tinggi," pungkasnya.(diy/rd)