Antisipasi Hepatitis Akut, Komisi D DPRD Surabaya Minta Dinkes Lakukan Pemetaan

Komisi yang membidangi kesehatan tersebut menilai, penting dikakukan antisipasi agar masyarakat tidak was-was dan khawatir dengan perkembangan virus akhir-akhir ini.

Antisipasi Hepatitis Akut, Komisi D DPRD Surabaya Minta Dinkes Lakukan Pemetaan
 Ketua Komisi D DPRD Surabaya, Khusnul Khotimah

Surabaya, HB.net - Makin beragamnya virus di Indonesia seiring dengan kian menurunya kasus Covid-19 membuat Komisi D DPRD Surabaya mengambl langkah koordinasi dengan Pemkot (Dinas Kesehatan) guna melalukan tindakan pencegahan. Terutama terkait kasus hepatitis akut yang sedang terjadi di sejumlah daerah.

Komisi yang membidangi kesehatan tersebut menilai, penting dikakukan antisipasi agar masyarakat tidak was-was dan khawatir dengan perkembangan virus akhir-akhir ini.

"Untuk saat ini Surabaya nol kasus.dan mudah -mudahan tidak ada. Kita harus awareness  terhadap kasus ini. Maka kemudian catatan Komisi D DPRD Kota Surabaya itu adalah, Satu, Dinas Kesehatan harus melakukan pemetaan secara serius," ujar Ketua Komisi D DPRD Kota Surabaya, Khusnul Khotimah.

Khusnul menyampaikan bahwa mapping atau pemetaan wilayah ini diperlukan  untuk daerah - daerah yang dimungkinkan ada beberapa anak yang akan terpapar oleh virus tersebut. Terutama pada daerah - daerah yang nol lahan jamban, khususnya mereka yang berlokasi di pinggir sungai.

"Kedua, tadi sudah disampaikan adanya surat edaran dari Dinas Kesehatan Kota Surabaya dan lain sebagainya. Tetapi kami mendorong agar Dinkes lebih masif lagi bersama para kader untuk melakukan sosialisasi kepada masyarakat, penjamah atau penyedia permakanan atau UMKM, ke sekolah dan juga kepada pondok pesantren yang disitu masih ada santri yang mukim. Dimana bisa jadi mereka ini biasanya masih ada budaya makan bersama di pondoknya," paparnya.

Kemudian yang ketiga, legislator asal Fraksi PDI Perjuangan ini juga meminta kepada dinas kesehatan untuk membuat petunjuk teknis (juknis) dan surat edaran terkait Pola Hidup Bersih dan Sehat (PHBS).

"Dinkes juga harus menyampaikan kepada publik terkait Standar Operasional Prosedur (SOP) nya. Jika masyarakat sudah diketahui ada suspect  atau korban yang terjangkit virus tersebut. Dengan tanda--tanda apa terpapar hepatitis akut ini. Terutama untuk anak - anak yang usianya dibawah 10 tahun," tegasnya.

Sementara itu, Sri Setiani selaku Kepala Bidang Pelayanan Kesehatan (Kabid Yankes) Dinas Kesehatan Kota Surabaya mengatakan bahwa  pihaknya sudah mulai mewaspadai agar tidak terjadi kepanikan di masyarakat.

"Kita melaksanakan kewaspadaan dini. Kita sudah mengeluarkan surat edaran dari dinas kesehatan ke seluruh fasilitas Pelayanan Kesehatan (Fasyankes) seperti puskesmas dan rumah sakit. Agar waspada apabila terjadi keluhan penyakit," ungkapnya.

Sri Setiani menyarankan, ketika terjadi gejala tersebut segera memeriksakan diri kepada puskesmas. Sehingga bisa diperiksa dan dipantau.

 Dengar pendapat Komisi D dengan Dinas Kesehatan Pemkot Surabaya.

"Sampai saat ini Surabaya masih belum terdeteksi adanya kasus Hepatitis yang belum diketahui penyebabnya. Jadi Kemarin itu sempat ada info, namun ternyata itu nonata jonis fisiologis yang bayi baru lahir. Bukan termasuk Hepatitis akut," tutupnya. (lan/ns)