Indonesia Kembali Sabet Award Arsitektur Bergengsi Lewat Bandara Banyuwangi

Setelah 27 tahun tak pernah berjaya di ajang arsitektur dunia ini, Indonesia kini kembali menjadi perhatian dunia melalui Bandara Banyuwangi.

Indonesia Kembali Sabet Award Arsitektur Bergengsi Lewat Bandara Banyuwangi
Bupati Banyuwangi, Ipuk Fiestiandani saat menerima penghargaan.

Banyuwangi, HB.net - Bandara Banyuwangi ditetapkan sebagai peraih penghargaan arsitektur paling bergengsi dunia, Aga Khan Award for Architecture 2022. Bandara Banyuwangi berhasil menyisihkan 463 nominasi bangunan dengan arsitektur terbaik dari seluruh dunia.

Setelah 27 tahun tak pernah berjaya di ajang arsitektur dunia ini, Indonesia kini kembali menjadi perhatian dunia melalui Bandara Banyuwangi. Sejak Aga Khan Award diluncurkan 45 tahun lalu, tak kurang 121 proyek telah menerima penghargaan dan hampir 10.000 proyek sedunia didokumentasikan.

Bupati Banyuwangi, Ipuk Fiestiandani, menerima penghargaan di Royal Opera House of Muscat Arts, Muscat, Oman, Senin (31/10/2022) malam. Bandara Banyuwangi dinilai memiliki arsitektur yang mengusung nilai-nilai pembaruan, dibangun pada masa Bupati Azwar Anas itu, menerobos konsep bandara yang pada umumnya tertutup dan eksklusif.

"Tidak seperti bangunan bandara lain, yang kerap merupakan tempat kedap, tertutup, dan terasing dari lingkungan sekitar, Bandara Banyuwangi adalah perlawanan elegan terhadap bentuk bandara pada umumnya," tulis para juri dalam keputusan pemenang.

Bandara Banyuwangi disebut menghindari gaya internasional standard sebagian besar bandara di dunia. Kondisi negara Indonesia yang memiliki iklim panas disiasati dengan infrastruktur konektivitas yang menciptakan bukaan dan overhang yang dapat mengoptimalkan pengendalian suhu melalui ventilasi alami.

Selain itu, pengaturan berkelanjutan dari lansekap ke ruang interior membantu aliran udara, dengan pepohonan rindang nan subur, menjadikan bangunannya bernuansa alam. “Bandara ini bisa menjadi paradigma baru dan game changer di waktu mendatang dalam arsitektur bandara,” tegas dewan juri.

para dewan juri juga menilai, arsitektural Bandara Banyuwangi juga memiliki dampak luas terhadap masyarakat. Seperti halnya mengharmonisasi keberadaan bandara dengan alam di sekitarnya. Kawasan di sekitar bandara diproteksi sebagai lahan hijau dengan landskap persawahan.

“Salah satu unsur penilaiannya termasuk bagaimana karya itu berdampak pada banyak manusia di sana dan di sekitarnya," tutur arsitek, Andra Matin, yang turut hadir di Oman.

“Selain capaian di bidang arsitektur dan menjadi landmark daerah, juga telah mampu menggerakkan perekonomian lokal dengan kemudahan akses ke Banyuwangi. Bandara menjadi salah satu pengungkit kemajuan Banyuwangi. Semoga ini berkah manfaat. Membawa kebanggaan. Menghadirkan keberkahan. Meningkatkan kesejahteraan warga,” ujar Ipuk. (guh/diy)