Ning Lia Berbicara Kesadaran Peran

Pemilihan Umum 14 Februari 2024 semakin di depan mata.

Ning Lia Berbicara Kesadaran Peran
Lia Istifhama, calon DPD Dapil Jatim.

Surabaya, HARIANBANGSA.net - Pemilihan Umum 14 Februari 2024 semakin di depan mata. Paslon capres cawapres pun selalu menjadi perbincangan hangat. Namun bukan berarti profil dan sepak terjang para calon legislatif tidak menjadi perbincangan, baik DPR, DPRD, maupun calon senator DPD.

Di Jawa Timur misalnya, calon DPD RI Jatim dari kalangan perempuan, Lia Istifhama. Ia menjelaskan keberadaan politisi sebagai bentuk kesadaran peran. Hal ini disampaikan saat mengisi diskusi bersama Kopri PMII Rayon Syariah dan Hukum UIN Sunan Ampel Surabaya, Jumat (1/12).

Menurut perempuan yang akrab disapa Ning Lia itu, hadirnya politisi perempuan, merupakan bentuk nyata kesadaran peran, bahwa memang kaum perempuan memiliki peran signifikan untuk membawa dan menjaga kebaikan di tengah masyarakat.

"Kita contohkan Ibu Gubernur Khofifah Indar Parawansa, yang mana beliau menjadi tokoh sentral kaum perempuan untuk terus berkiprah dan berkarya. Beliau mengajak kita semua terus berlari tanpa menjadikan pertambahan usia sebagai batasan," kata Ning Lia, dalam keterangannya, Ahad (3/12).

Lia melanjutkan, dari Bu Khofifah pula, kita diingatkan bahwa hidup adalah proses. Saat beliau kini menjadi orang nomor satu di Jawa Timur, yang melekat dalam diri beliau justru terus bekerja dan turun untuk menabur kemaslahatan. "Ini kan keren sekali dan contoh nyata bagaimana kesadaran peran adalah kewajiban kita semua, terutama kaum perempuan," imbuh Lia.

Aktivis yang menggaungkan bangun peran tanpa jabatan ini menegaskan bahwa kesadaran peran dapat dicapai dalam banyak ruang, salah satunya politik.

“Kalau kita berbicara politik dan power, maka kita harus tahu, power is a means, not an end. Kekuasaan adalah sarana kemaslahatan, bukan akhir capaian. Ini sangat jelas dibentuk nyata oleh Ibu Khofifah. Ini menjadi stimulus kita semua, agar meneladani dengan masuk ke banyak ruang publik, diantaranya politik,"jelasnya.

Tokoh Muda Nahdliyin Inspiratif versi Forkom Jurnalis Nahdliyin ini mengatakan, melalui ruang politik, kaum perempuan bisa lebih brave, berani, dan lebih speak up karena tuntutan politisi adalah belajar dan terus belajar. Inilah dorongan kuat kenapa politisi perempuan selalu percaya diri dan tangguh.

Putri Tokoh Nahdliyin KH Masykur Hasyim tersebut menekankan makna cantik dalam dunia politik. Menurutnya, semua kaum perempuan yang terjun di dunia politik, memiliki makna cantik.

"Cantik di sini adalah kecantikan yang muncul secara alami, atau inner beauty yang lahir karena ketegasan, kecerdasan, dan ketangguhan menghadapi dinamika politik. Jadi, semua politisi perempuan itu cantik,” pungkasnya.(mdr/rd)