Revitalisasi Makam Aulia di Sono, Sidoarjo Dimulai,  Kasad: Makam Ini Miliki Nilai Historis

Hadir dalam acara tersebut, Pangdam V Brawijaya Mayjen TNI Nurchahyanto, Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa, Komandan Korem 084/Bhaskara Jaya Brigjen TNI Terry Tresna Purnama, Bupati Sidoarjo, H. Ahmad Mudhlor.

Revitalisasi Makam Aulia di Sono, Sidoarjo Dimulai,  Kasad: Makam Ini Miliki Nilai Historis

Sidoarjo, HB.net - Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal TNI Dudung Abdurachman  meletakkan batu pertama revitalisasi Cagar Budaya Makam Auliya' di Asrama Gupusjat Optronik II Puspalad, Desa Sono Kecamatan Buduran, Rabu (31/8/2022).

Hadir dalam acara tersebut, Pangdam V Brawijaya Mayjen TNI Nurchahyanto, Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa, Komandan Korem 084/Bhaskara Jaya Brigjen TNI Terry Tresna Purnama, Bupati Sidoarjo, H. Ahmad Mudhlor.

Sebelum prosesi peletakan batu pertama, KSAD didampingi Gubernur Jatim , Pangdam, Kapolda, Ketua PWNU Jatim dan Bupati Sidoarjo  melakukan ziarah di makam para Auliya' Sono sekaligus meninjau maket revitalisasi makam yang berada di dalam kompleks militer Gupusjat TNI AD di Sidoarjo.

"Makam ini memiliki nilai historis yang penting bagi masyarakat Sidoarjo. Ponpes Sono yang terkenal dengan melahirkan sejumlah Kyai besar termasuk Kyai Haji Hasyim Asy'ari," ujar KSAD Dudung.

Lebih lanjut KSAD menambahkan, dengan dipugarnya kompleks Makam Sono di Kabupaten Sidoarjo, memberikan bukti jika 200 tahun lalu Sidoarjo merupakan pusat peradaban Islam.

"Beberapa waktu yang lalu saya datang ke sini bertemu dengan bupati. Kemudian diceritakan Bupati tentang sejarah, bagaimana penjajah Jepang kemudian berkumpul disini mengatur siasat syuhada," jelasnya.

Menurutnya, hal ini membuktikan jika Ponpes Sono bukan hanya serta merta merupakan sebuah pesantren, namun banyak Syuhada serta Ulama di Desa ini yang turut ikut memerdekakan bangsa.

"Saya terketuk, saya merasa ini sudah lama ini harus dijadikan cagar budaya. Dalam hati saya, yang mendirikan bangsa, yang memerdekakan bangsa serta yang menghormati bangsa sendiri kok susah. Maka saya segera berkoordinasi untuk mengatur revitalisasi. Saya juga NU, dulunya saya nyantri," cerita KSAD.

Terakhir, KSAD berharap dengan revitalisasi kompleks Makam Sono seluas 21 hektar ini dapat memberikan manfaat bagi para umat.

"Ini untuk kepentingan umat, yang mana umat adalah yang memiliki negara. Jadi untuk kepentingan umat, jangan terlalu banyak dipikir tapi dilakukan. Saya berharap revitalisasi ini sebenarnya lebih diperluas," ujarnya.

Sementara itu, Gubernur Khofifah mengatakan, dia mendukung dan  mengapresiasi revitalisasi Makam Sono yang merupakan cagar budaya bangsa. Menurutnya, revitalisasi ini sebagai bentuk penghormatan bagi para Ulama pejuang sejaligus para Auliya'.

"Saya berharap, dengan dilakukannya peletakan  batu  pertama kali ini, juga menjadi landasan dari dasar spirit kebangsaan Indonesia," ujar Khofifah.

Ketua Umum Muslimat NU tersebut berharap, dengan adanya revitalisasi Makam Sono dapat menjadi daya tarik masyarakat untuk melakukan ziarah dengan nyaman, karena fasilitas yang ada telah dikembangkan.

"Agar masyarakat juga mendapatkan pengetahuan baru, jika pada 200 tahun lalu, Sidoarjo merupakan puncak peradaban nasional karena ulama besar lahir dari dari tempat ini," kata Khofifah.

Terakhir, dirinya berpesan pada generasi muda, dengan kegigihan para Ulama beserta dzurriyahnya dapat menjadi contoh tauladan.

"Bangsa yang besar adalah bangsa yang juga menghargai jasa para pahlawannya," tutup Khofifah.(dev/ns)