Berantas DBD du Surabaya, Wali Kota Perintahkan Ribuan Kader Kesehatan Turun

Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi di Surabaya, Rabu (3/11) mengakui, beberapa waktu lalu sudah mengeluarkan Surat Edaran (SE) Wali Kota Surabaya Nomor 443/12475/436.7.2/2021 yang meminta semua pihak untuk meningkatkan kewaspadaannya terhadap penyakit DBD ini.

Berantas DBD du Surabaya, Wali Kota Perintahkan Ribuan Kader Kesehatan Turun
Salah seorang kader lingkungan saat memantau jentik nyamuk di bak mandi rumah warga di Surabaya.

Surabaya, HB.net – Sebanyak 26.541 kader kesehatan digerakkan untuk bersama-sama memberantas demam berdarah dengue (DBD) di wilayah Kota Surabaya, saat musim hujan tahun ini.

Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi di Surabaya, Rabu (3/11) mengakui, beberapa waktu lalu sudah mengeluarkan Surat Edaran (SE) Wali Kota Surabaya Nomor 443/12475/436.7.2/2021 yang meminta semua pihak untuk meningkatkan kewaspadaannya terhadap penyakit DBD ini.

"Melalui SE itu, saya sudah meminta untuk menggerakkan masyarakat atau anggota di masing-masing institusi dalam upaya peningkatan kewaspadaan terhadap penyakit DBD di Kota Surabaya, karena Surabaya akan memasuki musim penghujan," ujarnya.

SE tersebut sudah disebarkan kepada Kepala Perangkat Daerah (OPD), camat, lurah, RT/RW, sekolah, tempat ibadah, pengelola mal, dan semua perusahaan di Kota Surabaya.

Menurutnya, peningkatan kewaspadaan itu bisa dilakukan dengan cara pemberantasan sarang nyamuk dengan 3M Plus (PSN 3M Plus), yaitu menguras dan menyikat bersih bak mandi atau kolam air minimal satu minggu sekali, menutup rapat tempat penampungan air seperti tempayan, tandon, drum air dan lainnya untuk mencegah adanya jentik atau telur nyamuk.

Selain itu, memanfaatkan atau mendaur ulang barang bekas yang dapat menampung air yang berpotensi menjadi tempat perkembangbiakan nyamuk, menghindari gigitan nyamuk dengan cara memakai anti nyamuk atau memakai kelambu, memelihara ikan pemakan jentik, menanam tanaman anti nyamuk, mengganti air vas bunga, dan tempat minum burung.

"Saya juga minta untuk melaksanakan Gerakan 1 Rumah/Gedung 1 Jumantik (G1R1J) dengan melibatkan kader kesehatan atau karyawan institusi untuk memantau dan memastikan tidak ada jentik di lingkungan masing-masing, termasuk lapangan atau tanah kosong dan fasilitas umum lainnya," katanya.

Selain itu, Wali Kota Eri juga meminta untuk mengaktifkan kegiatan sosialisasi dan penguatan tentang pentingnya Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS), baik di rumah maupun di lingkungan sekitar, pentingnya pelaksanaan PSN 3M Plus secara rutin dan terus-menerus untuk memutus rantai penularan DBD, dan fogging bukan strategi utama dalam mencegah DBD, karena hanya dapat membunuh nyamuk dewasa, tidak dapat membunuh jentik dan telur nyamuk.

"Tolong segera membawa ke puskesmas atau fasilitas kesehatan lainnya apabila ada keluarga atau masyarakat yang menunjukkan gejala DBD, dan melaporkan ke puskesmas terdekat untuk dilakukan Penyelidikan epidemiologi. Saya juga meminta warga untuk membantu kelancaran kegiatan penyelidikan epidemiologi dan penanggulangan fokus apabila ada kasus DBD di suatu wilayah," katanya.

Selain itu, ia juga memastikan bahwa seluruh kegiatan upaya pencegahan dan pengendalian penyakit DBD ini harus selalu dilakukan dengan tetap memperhatikan protokol kesehatan yang ketat. Sebab, saat ini masih masa pandemi COVID-19 meskipun kondisinya sudah mulai landai.

Kepala Dinas Kesehatan Kota Surabaya Febria Rachmanita mengatakan dalam rangka pencegahan DBD ini, pihaknya melibatkan semua stakeholder atau lintas sektor di tiap wilayah, mulai dari unsur kecamatan, kelurahan, RT, RW, Babinkamtibmas, Babinsa, puskesmas dan juga para kader yang tersebar di berbagai penjuru Surabaya.

"Jumlah petugas puskesmas yang diturunkan sesuai dengan jumlah penanggung jawab PSN di  wilayah binaan yang ada di setiap kelurahan, rata rata 2-3 orang per RW di bantu RT/RW setempat. Selain itu, kami melibatkan sebanyak 26.541 kader kesehatan untuk bergerak hingga ke rumah-rumah warga. Melalui cara ini semoga DBD di Surabaya bisa ditekan," ujarnya. (ian/ns)