Berbagai Kalangan Mengapresiasi Kinerja Satuan PJR Kartasura

Kesuksesan Satuan Patroli Jalan Raya (Sat PJR) Polda Jateng Unit 7 Kartasura meringkus kawanan bandit lintas provinsi, ternyata melegakan berbagai kalangan.

Berbagai Kalangan Mengapresiasi Kinerja Satuan PJR Kartasura
Psikolog Founder of Rumah Pemberdayaan, Th Dewi Setyorini

Surabaya, HARIAN BANGSA.net - Kesuksesan Satuan Patroli Jalan Raya (Sat PJR) Polda Jateng Unit 7 Kartasura meringkus kawanan bandit lintas provinsi, ternyata melegakan berbagai kalangan.  Kalangan lembaga swasdaya masyarakat (LSM) di Surabaya menyebut, prestasi itu merupakan bukti bahwa tidak semua polisi lamban merespon laporan masyarakat.

Pentolan LSM JPLima Surabaya Rudy Gondrong mengaku salut atas reaksi cepat dan penangkapan penjahat yang hanya butuh waktu beberapa jam, meski pelakunya sempat kabur hingga keluar provinsi. "Selama ini kita lebih sering mendengar tentang kasus kejahatan yang sudah dilaporkan, tapi penjahatnya tak kunjung ditangkap," ujarnya, Kamis (23/7).

Menurutnya, reaksi polisi di Jombang dan personel Satuan PJR Kartasura yang berhasil menangkap tangan ketiga pelaku itu patut diacungi jempol. Tindakan mereka disebut sedikit ikut membantu meluruskan citra kepolisian yang sempat tercoreng kasus tiga jendral polisi yang meloloskan buronan terdakwa kasus cessie Bank Bali, Djoko S Tjandra

Sebelumnya, jajaran Satuan Patroli Jalan Raya Polda Jateng Unit 7 Kartasura menangkap tangan tiga bandit penjarah senilai lebih dari Rp 400 juta.  Upaya penangkapan ini tergolong rumit, karena para petugas lapangan harus berkoordinasi lintas provinsi.

Awalnya, informasi dari Sentral Komunikasi (Senkom) Lalu Lintas Jalan Tol Ngawi-Kertosono hanya menyebutkan  sebuah mobil yang diduga pelaku pencurian dengan ciri-ciri penyok dan lecet di beberapa bagian itu, masuk gerbang Tol Bandar Kertosono dan meluncur ke Jawa Tengah.

Personel Satuan PJR Kartasura yang mendapat informasi itu, langsung bersiaga penuh hingga berhasil mengidentifikasi mobil yang plat nomornya sempat diganti kawanan penjahat tersebut. Selanjutnya mereka melakukan koordinasi lintas institusi secara menyeluruh dengan Polres Sragen tempat penangkapan terjadi, serta Polres Jombang, tempat kejadian perkara (TKP) kasus pencurian uang.

Rudy Gondrong menyebut, sinergi lintas daerah yang Jateng-Jatim itu patut mendapat apresiasi. Pada saat bersamaan, pihaknya berharap agar reaksi cepat penuntasan kasus kejahatan ini bisa ditiru seluruh personil di jajarannya.

Senada dengan itu, kalangan psikolog menyebut para personil PJR itulah yang sesungguhnya menjadi penjaga hukum yang setia menjalaninya. Mereka kemudian membandingkan dengan  keterlibatan tiga jenderal polisi yang memberi hak-hak istimewa kepada penjahat kelas jumbo, Djoko S Tjandra.

Menurut Psikolog Founder of Rumah Pemberdayaan, Th Dewi Setyorini, kasus Djoko S Tjandra ini menjadikan hukum diinjak-injak oleh aparat negara tepat di jantung Mabes Polri. "Sebagai institusi penegak hukum, Kepolisian RI dalam kasus Djoko S Tjandra menjadi pihak yang paling dipertanyakan kesungguhannya dalam menegakkan hukum," ujarnya.

Sebaliknya di Kartasura, kata dia, anggota polisi berpangkat rendah, dengan kesadarannya justru menyuguhkan kinerja yang sangat bagus. Wajar, kata dia, jika mereka selaku garda terdepan di lingkungan Ditlantas Polda Jawa Tengah ini mendapat apresiasi dan penghargaan.

Berbeda dengan ketiga jendral Mabes Polri yang layak dihujat, menurut Dewi, prestasi anggota Satuan PJR itu terbukti sukses mengimplementasikan konsep Polisi Candi dan Polisi Hadir yang dirumuskan  Dirlantas Polda Jawa Tengah Kombes Pol Arman Achdiat.

Saat peran leader di lingkungan Mabes Polri digugat karena tak hadir sebagai pribadi unggul, apa yang dilakukan Dirlantas Polda Jawa Tengah dan jajaran di bawahnya itu telah menjadi seteguk air di tengah kegersangan. "Dia menjadi contoh riil seorang leader yang bersedia hadir dan lebur sebagai pribadi yang  mengejawantah dalam kehidupan riil keseharian," ujarnya.

Polantas Candi yang  digulirkan dirlantas  itu merupakan sebuah akronim dari Cerdas, Agamis, Negosiator, Dedikasi, dan Inovatif. Sedangkan Polantas Hadir adalah akronim dari Humanis, Antisipatif, Disiplin, Inisiatif, dan Responsif yang sedang berusaha diterapkan seluruh jajaran Polantas di provinsi tersebut.(rd)