Kasus Bullying Kembali Terjadi di Banyuwangi, Terekam CCTV Sekolah

Dari video yang didapat, korban yang diketahui berinisial G (12) tampak dikeroyok oleh 4 temannya. Ia pun terkapar, meringis kesakitan sembari memegang perutnya yang diduga diinjak oleh salah satu pelaku.

Kasus Bullying Kembali Terjadi di Banyuwangi, Terekam CCTV Sekolah
Mediasi antara keluarga pelaku dan korban didamping pihak sekolah.

Banyuwangi, HB.net - Kasus bullying kembali terjadi di Banyuwangi. Kali ini melibatkan antar siswa sekolah dasar (SD) di SDN 1 Mojopanggung, Giri, Selasa (21/11/2023). Ironisnya, peristiwa ini terjadi di dalam kelas dan terekam kamera siswa lainnya hingga viral di media sosial.

Dari video yang didapat, korban yang diketahui berinisial G (12) tampak dikeroyok oleh 4 temannya. Ia pun terkapar, meringis kesakitan sembari memegang perutnya yang diduga diinjak oleh salah satu pelaku.

Nenek Korban, Untung (49), mengaku tak terima, terlebih korban merasa trauma dan kesakitan usai mendapatkan penganiayaan oleh teman-temannya tersebut, hingga memanggil-manggil ayah kandungnya yang sudah meninggal.

"Diinjak-injak seperti itu perutnya sakit hingga muntah-muntah. Sampai dia memanggil manggil nama (almarhum) ayahnya. Katanya, Papa perut saya sakit," ujar Untung saat ikut menyaksikan mediasi di SDN 1 Mojopanggung yang dihadiri ibu korban, keluarga para pelaku, Kapolsek, Camat Giri serta para staf guru berikut perwakilan Dinas Pendidikan Banyuwangi.

Kapolsek Giri, AKP Endro menjelaskan,  kasus tersebut telah dimediasikan dan berakhir damai. Menurutnya kasus tersebut termasuk kenakalan anak-anak.

"Pada intinya semua mengakui (Pihak sekolah kurang pengawasan dan keluarga pelaku mengakui atas kenakalan anaknya). Alhamdulillah semua telah menyadari dan sepakat diselesaikan secara kekeluargaan. Biaya pengobatan ditanggung keluarga para pelaku dan pihak sekolah," kata Endro.

Ia pun meminta kepada pihak sekolah untuk meningkatkan pengawasan terhadap anak didiknya. Pasalnya, peristiwa tersebut terjadi saat wali kelas sedang tugas di luar alias tidak ada guru.

"Seharusnya ada staf atau guru lainnya yang mengawasi dan memantau sehingga kegiatan belajar mengajar tetap terkendali," ujarnya.

Camat Giri, Kuncoro menambahkan, pihaknya menginginkan sekolah tersebut memperketat SOP sehingga peristiwa Bullying tak terjadi lagi. "Jangan sampai peristiwa ini terjadi lagi. Saya harap ini untuk terakhir kalinya," imbuhnya. (guh/diy)