KSAD Izinkan Pemkab Sidoarjo Revitalisasi Makam Guru KH Hasyim Asy'ari

Kepala Staf TNI Angkatan Darat (KSAD) Jenderal TNI Dudung Abdurachman memberikan persetujuan revitalisasi kompleks makam Kiai Sepuh Pondok Pensantren Sono, di Desa Sidokerto Kecamatan Buduran.

KSAD Izinkan Pemkab Sidoarjo Revitalisasi Makam Guru KH Hasyim Asy'ari
KSAD Jenderal TNI Dudung Abdurachman didampingi Bupati Muhdlor berziarah ke makam kiai sepuh Ponpes Sono, di Sidokerto Buduran, Minggu (19/6).

Sidoarjo, HARIANBANGSA.net - Kepala Staf TNI Angkatan Darat (KSAD) Jenderal TNI Dudung Abdurachman memberikan persetujuan revitalisasi kompleks makam Kiai Sepuh Pondok Pensantren Sono, di Desa Sidokerto Kecamatan Buduran. Kompleks makam kiai sepuh ini ada di kompleks Asrama TNI Gudang Pusat Senjata dan Optik Elektronik (Gupusjat Optronik) II Puspalad.

Kompleks makam itu terdapat makam para ulama yang pernah menjadi guru KH Hasyim Asy'ari,  Tebu Ireng Jombang, pendiri Nahdlatul Ulama (NU), yakni pendiri Pondok Pesantren Sono, KH Muhayyin bersama dengan dua putranya, KH Abu Mansur dan KH Zarkasyi.

Ayah dari Waliyullah KH Ali Mas'ud (Mbah Ud), yakni KH Said juga dimakamkan di tempat ini. Sedangkan Mbah Ud dimakamkan di pemakaman umum di Desa Pagerwojo Buduran, tak jauh dari kompleks makam Kiai Sepuh Sono.

Jenderal TNI Dudung Abdurachman bahkan berkunjung dan berziarah makam Kiai Sepuh Sidoarjo yang juga ikut berjuang melawan penjajah tersebut, Minggu (19/6).

Kedatangan Jenderal bintang empat itu disambut Bupati Sidoarjo Ahmad Muhdlor (Gus Muhdlor) sekaligus mendampingi berziarah. "Kebetulan makam tersebut letaknya di kompleks militer,  Kompleks Asrama TNI AD Guspujad Optronik II Puspalad di Desa Sudokerto Buduran Sidoarjo. Kami izinkan Pemkab Sidoarjo melakukan revitalisasi demi memudahkan masyarakat mendapatkan akses," kata Dudung.

Dudung menambahkan, konon ceritanya, para syuhada, para kiai- kiai dalam mempertahankan kemerdekaan mengatur strategi perang di Pondok Sono. Dan pada pendudukan Jepang, tempat inilah yang kemudian menjadi makam para syuhada.

Di tempat ini, para leluhur guru pendiri NU dimakamkan. Kemudian setelah (tempatnya) diambil alih lagi oleh TNI saat itu, selanjutnya dijadikan kompleks militer dan menjadi gudang senjata Puspalad (Pusat  Peralatan TNI Angkatan Darat).

Kata Dudung, pihaknya kemudian mendapat masukan dari bupati Sidoarjo, makam tersebut banyak dikunjungi peziarah. Sedangkan akses masuk ke makam, lebarnya hanya satu meter.

"Sehingga dimohonkan kepada saya untuk dilebarkan. Nantinya di sini akan menjadi objek bagi para peziarah agar bisa leluasa. Tentunya ini sifatnya pinjam pakai. Artinya ini merupakan aset Angkatan Darat, aset negara, bisa sama-sama memanfaatkan," jelas Dudung.

Ia menambahkan, bupati Sidoarjo nantinya juga bisa membangun untuk kepentingan dan kemaslahatan umat, sehingga masyarakat khususnya warga NU bisa leluasa berziarah di sini.

"Saya selaku kepala staf TNI AD mengizinkan untuk lingkungan pemakaman ini disempurnakan menjadi area yang bermanfaat. Khususnya  bagi umat Islam, karena memang yang dimakamkan di sini  dulunya penyebar agama Islam, sesepuh-sesepuh kiai-kiai kita," tandas Dudung.

Bupati Ahmad Muhdlor menyambut potitif KSAD Jenderal TNI Dudung mengizinkan makam tersebut di revitalisasi. Karena ini adalah makam tokoh-tokoh cikal bakal berdirinya NU. Makam ini terletak di Pondok Pesantren Sono. Salah satu pondok tertua di Sidoarjo.

"Kami sampaikan terima kasih sebesar besarnya kepada Pak KSAD Jenderal Dudung Abdurachman karena sudah memberikan izin bagi kami. Ini merupakan penghargaan bagi kami. Atas nama pribadi dan Pemkab Sidoarjo sudah kami sampaikan kepada kyai sepuh, semuanya mendukung, dan responnya positif," ujar Gus Muhdlor.

Di antara yang pernah belajar di Pondok Sono, yakni KH Hasyim Asy'ari Tebu Ireng Jombang, KH Abd Karim pendiri Ponpes Lirboyo, KH Jazuli Usman pendiri Pondok Pesantren Ploso Kediri, dan tokoh-tokoh kiai besar nasional lainnya.

"Di komplek ini terdapat makam ayah, kakek dan buyut Mbah Ud. Yaitu KH. Said (ayah Mbah Ud), KH. Zarkasyi (kakek Mbah Ud) dan KH. Muhayyin (buyut Mbah Ud). Jadi ini adalah kompleks makam keluarga pendiri Pondok Pesantren Sono. Banyak kiai besar pernah menuntut ilmu di dua pesantren sepuh Sidoarjo, yakni Pondok Sono dan Pondok Pesantren Siwalan Panji Buduran," pungkas Gus Muhdlor. (sta/rd)