Panen Raya Ponpes Segoro Agung Trowulan, Bangkitkan Kekuatan Agraris Bumi Majapahit

Pondok Pesantren (Ponpes) Segoro Agung Trowulan bekerja sama dengan Dinas Pertanian Kabupaten Mojokerto, melaksanakan panen raya dalam rangka menyukseskan program pemerintah mewujudkan ketahanan pangan nasional, Rabu (5/8).

Panen Raya Ponpes Segoro Agung Trowulan, Bangkitkan Kekuatan Agraris Bumi Majapahit
Bupati Mojokerto Pungkasiadi, anggota Komisi XI DPR RI Sarmuji, Wakil Ketua DPRD Jatim Sahat Tua Simanjuntak, Kapolres Mojokerto AKBP Dony Alexander, Dandim 0815 Letkol Inf Dwi Mawan Sutanto, didampingi pimpinan Ponpes Segoro KH Agung Bimo Agus Sunarno tengah melakukan panen raya.

Mojokerto, HARIAN BANGSA .net - Pondok Pesantren (Ponpes) Segoro Agung Trowulan bekerja sama dengan Dinas Pertanian Kabupaten Mojokerto, melaksanakan panen raya dalam rangka menyukseskan program pemerintah mewujudkan ketahanan pangan nasional, Rabu (5/8).

Panen dihadiri anggota Komisi XI DPR RI Sarmuji, Wakil Ketua DPRD Jawa Timur Sahat Tua Simanjuntak, Bupati Mojokerto Pungkasiadi, Kapolres Mojokerto AKBP Dony Alexander, Dandim 0815 Letkol Inf Dwi Mawan Sutanto, didampingi Pimpinan Ponpes Segoro KH Agung Bimo Agus Sunarno.

Panen raya ini bertema “Bangkitkan Kembali Kekuatan Agraris Bumi Majapahit”.  Bupati Pungkasiadi bertutur jika Majapahit pada zaman dahulu telah dikenal memiliki sistem pertanian yang maju. Sangat masuk akal jika semua ilmu pertanian leluhur yang diajarkan, akhirnya diwariskan sebagai sebuah budaya dan kearifan lokal untuk mewujudkan ketahanan pangan. Sehingga, Kabupaten Mojokerto setiap tahun mampu mencapai surplus hingga 78 ribu ton.

“Tiap tahun, kita surplus mencapai 78 ribu ton. Ketahanan pangan semua sudah diprogramkan di Kabupaten Mojokerto. Bahkan, untuk tanaman pendamping seperti jagung dan ketela pohon sekalipun,” tutur bupati.

Majapahit, katanya, dulu memang dikenal sebagai ahlinya pertanian. Bahkan, ada hari-hari penanggalan untuk memutuskan tepat tidaknya panen. Misalnya, tanaman padi cocok dipanen pada Minggu Pahing. “Nenek moyang kita sangat jeli memprediksi cuaca dan irigasi. Panen ini upaya kita untuk nguri-uri budaya,” imbuhnya.

Wakil Ketua DPRD Jawa Timur Sahat Tua Simanjuntak dalam sambutannya menyebut Jawa Timur sebagai basis agribisinis dan  lumbung padi nasional. Sahat juga memuji jika surplus hasil pangan pertanian di Kabupaten Mojokerto, merupakan hal yang sangat positif dan membawa pengaruh yang baik.

“Bu Gubernur Jawa Timur dan seluruh stakeholder mendukung penuh upaya mewujudkan ketahanan pangan. Surplus tadi,  menandakan apa yang diprogramkan pemerintah pusat maupun provinsi, terbukti linier dengan daerah,” ungkap Sahat.

Menurutnya, kontribusi Kabupaten Mojokerto sangar besar. Inisiasi panen raya Ponpes Segoro Agung ini, memberi pelajaran bahwa setiap jengkal tanah dapat bermanfaat bagi ketahanan pangan.

Demikian pula, Sarmuji, anggota Komisi XI DPR RI. Dalam sambutannya sepakat jika panen raya ini merupakan ikhtiar mewujudkan ketahanan pangan, dengan tetap mempertahankan kultur budaya.

“Saya memaknai panen ini sebagai upaya membangkitkan kejayaan Majapahit di bidang pertanian. Tanah kita tanah lohjinawi, sangat subur, ditanami apa saja tumbuh. Logistik itu sesuatu yang sangat strategis. Meski beras bisa saja diimpor, tapi ketahanan pangan sangat penting. Kedaulatan pangan sangat utama. Dengan begitu, petani juga bisa sejahtera,” terang Sarmuji.

Kegiatan ditutup dengan pelaksanaan panen raya, didahului dengan penyerahan tali asih berupa sembako pada masyarakat yang hadir. (ADV/yep/rd)