Pemkab Jember Sosialisasi Edukatif Soal AKI, AKB dan Stunting

Bupati Jember, Hendy Siswanto, keduanya adalah yayasan swadaya masyarakat yang ingin membantu persoalan-persoalan utama tentang stunting, AKI, AKB, tentunya persoalan tentang ibu, persoalan remaja, putri, dan anak-anak, di dalamnya juga ada pernikahan dini juga.

Pemkab Jember Sosialisasi Edukatif Soal AKI, AKB dan Stunting
Bupati Jember, Hendi Siswanto.

Jember, HB.net - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Jember, menggenjot sosialisasi edukatif pada persoalan angka kematian ibu (AKI), angka kematian bayi (AKB), dan stunting di 4 kecamatan dengan menggandeng Yayasan Penguatan Partisipasi dan Kemitraan Indonesia (YAPPIKA) dan Yayasan Prakarsa Swadaya Masyarakat (YPSM).

Bupati Jember, Hendy Siswanto, keduanya adalah yayasan swadaya masyarakat yang ingin membantu persoalan-persoalan utama tentang stunting, AKI, AKB, tentunya persoalan tentang ibu, persoalan remaja, putri, dan anak-anak, di dalamnya juga ada pernikahan dini juga.                                                                

Keduanya telah menandatangani perjanjian kerja sama (PKS) dengan Pemkab Jember pada (28/09/2022). Keduanya akan bergerak pada beberapa sasaran wilayah kecamatan, untuk melakukan sosialisasi edukatif.

"Saya bahagia sekali Pemkab sekarang bisa bekerja sama dengan YAPPIKA dan YPSM, dan juga ditindaklanjuti lagi dengan PKS, antara OPD- OPD (organisasi perangkat daerah) terkait, Bappeda (Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah), Dinas Kesehatan, DP3AKB (Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, dan Keluarga Berencana), dengan mereka," jelasnya.

Pentingnya edukasi dan sosialisasi dilakukan terus menerus. Sebagai pilot project, ada 4 kecamatan yakni Sumbersari, Kaliwates, Silo, dan Rambipuji. “Di situ kita hadirkan Pak Lurah dan Pak Kades, yang bisa membantu untuk mendeteksi lokasi-lokasi warga mereka yang memang perlu diberikan edukasi," paparnya.

"Empat kecamatan itu gedhe- gedhe sekali dan ini programnya terus. Setahun full ini berkesinambungan. Mereka punya tim cukup banyak. Makanya ini harus kita sambut bagus. Karena tim kita sendiri kan terbatas," imbuhnya.

Ia juga menjanjikan, penanganan persoalan ini melalui sosialisasi edukatif, nantinya juga akan menyasar pada kecamatan lainnya, secara bertahap. "Belum, bertahap ya. Tenaganya yang nggak ada. Kita punya 2,6 juta orang nih, kita dengan 4 kecamatan ini sudah mencakup 350 ribu orang ini," pungkasnya. (yud/bil/diy)