Petronas Indonesia Dukung Target 1 Juta Barel

Petronas Indonesia berkomitmen mendukung target pemerintah memproduksi 1 juta barel minyak per hari dan 12 BSCFD gas pada 2030.

Petronas Indonesia Dukung Target 1 Juta Barel
Kepala Perwakikan SKK Migas Wilayah Jawa, Bali, dan Nusa Tenggara, Nurwahidi (kiri) saat memberikan cinderamata kepada President Director Petronas Indonesia, Yuzaini Md Yusof.

Surabaya, HARIANBANGSA.net - Petronas Indonesia berkomitmen mendukung target pemerintah memproduksi 1 juta barel minyak per hari dan 12 BSCFD gas pada 2030.  Komitmen ini diungkapkan President Director Petronas Indonesia, Yuzaini Md Yusof, saat memberikan sambutan dalam acara Engagement Session Lebih Dekat dengan Petronas Indonesia, di Surabaya, Selasa (14/12).

"Salah satu caranya dengan memastikan akurasi penyajian berita. Kita terus bersinergi dengan media massa dalam memberi pemahaman tentang industri hulu migas. Media adalah mitra kami," kata Yuzaini.

Petronas Indonesia telah beroperasi selama dua dekade. Salah satunya melalui Anak perusahaannya, PC North Madura II Ltd beroperasi di perairan Madura.

Kepala Perwakilan Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) Wilayah Jawa, Bali, dan Nusa Tenggara, Nurwahidi, berterima kasih kepada media massa yang telah mendukung industri hulu migas dengan memberi masukan dan kritik membangun melalui pemberitaan. "Kritik ini supaya kegiatan industri hulu migas berjalan lancar," katanya.

Nurwahidi menghargai ikhtiar dan keinginan Petronas untuk mendukung target pemerintah. "SKK Migas Jabanusa menjadi produsen terbesar berkontribusi 35 persen dari produksi migas nasional. Sementara produksi gas berkontribusi 10 persen dari gas nasional. Salah satunya Petronas memberikan support kepada Jabanusa. Terima kasih kepada Petronas yang menaikkan produksinya," katanya.

Nurwahidi juga memandang media massa sebagai mitra. Selama ini SKK Migas dan kontraktor kontrak kerja sama (KKKS) telah melaksanakan sejumlah program kerja sama dengan media massa. Seperti advertorial pemberitaan, penyelenggaraan uji kompetensi wartawan, lokakarya, dan enam sesi webinar jurnalistik.

Kerja sama ini memunculkan kesepahaman dan terlihat dari pemberitaan mengenai industri hulu migas. "Sekitar 91 persen tone pemberitaan positif dan hanya dua persen negatif. Ini berarti perlu ada sosialisasi dan pendekatan lebih banyak lagi sehingga kawan-kawan media merasa lebih paham dan merasa memiliki," kata Nurwahidi.

Nurwahidi mengatakan, industri migas telah ikut serta dalam pemberdayaan masyarakat lokal dan memunculkan multiplier effect. "SKK Migas dan KKKS sangat transparan dalam berkegiaatan agar awak media bisa memberitakan secara aktual dan faktual agar berita terpercaya," katanya. (mid/rd)