PLN Pasok 678 MW ke Kilang Tuban

- PLN siap memasok listrik sebesar 678 Mega Watt (MW) untuk mendukung produksi bahan bakar minyak (BBM) di Grass Root Refinery (GRR) atau kilang Tuban milik PT Pertamina Rosneft Pengolahan dan Petrokimia (PT PRPP).

PLN Pasok 678 MW ke Kilang Tuban
MoU yang dilakukan Director of Finance and General Support Pavel Vagero (kedua dari kanan) dan President Director Kadek Ambara Jaya (keempat dari kanan). Keduanya dari PT Pertamina Rosneft Pengolahan dan Petrokimia bersama General Manager PLN UID Jatim Adi Priyanto (ketiga dari kanan), serta disaksikan Direktur Niaga dan Manajemen Pelanggan PLN Bob Saril (paling kanan).

Jakarta, HARIAN BANGSA.net - PLN siap memasok listrik sebesar 678 Mega Watt (MW) untuk mendukung produksi bahan bakar minyak (BBM) di Grass Root Refinery (GRR) atau kilang Tuban milik PT Pertamina Rosneft Pengolahan dan Petrokimia (PT PRPP).

Direktur Utama PLN Zulkifli Zaini menuturkan, pasokan listrik ke GRR Tuban merupakan salah satu bentuk sinergi BUMN dalam menjaga ketahanan energi nasional.

Melalui nota kesepahaman (MoU) dengan PRPP, PLN berkomitmen akan memasok listrik yang dibutuhkan GRR Tuban mulai dari pembangunan hingga beroperasi. PRPP merupakan perusahaan patungan antara PT Pertamina (Persero) dengan Rosneft Singapore Pte Ltd yang merupakan afiliasi perusahaan migas Rosneft asal Rusia.

"Proyek GRR Tuban ini merupakan salah satu proyek strategis nasional untuk memenuhi kebutuhan energi dalam negeri. Untuk itu, PLN mendukung tersedianya pasokan listrik dengan keandalan tinggi, berkualitas, dan harga kompetitif," papar Zulkifli.

Dia menuturkan, PLN siap memenuhi berapa pun kebutuhan listrik di kilang minyak yang akan terintegrasi dengan kompleks petrokimia ini. Saat ini sistem kelistrikan Jawa Bali memiliki daya mampu netto sekitar 38 Giga Watt (GW) dengan beban puncak sekitar 26 GW.

Direktur Utama PT Kilang Pertamina Internasional (KPI) Djoko Priyono menjelaskan, keandalan pasokan listrik sangat dibutuhkan di kilang yang bakal memproduksi BBM sebesar 230 ribu barel per hari.  Pertamina membutuhkan pasokan listrik sebesar 20 MW dari PLN sejak kontruksi dimulai pada kuartal III tahun 2023.

Sedangkan tahap commisioning yang ditargetkan pada kuartal II tahun 2026, Pertamina membutuhkan pasokan listrik sebesar 50 MW. Harapannya pada kuartal I tahun 2027, GRR Tuban sudah beroperasi penuh.

"Dengan beroperasi penuh, Pertamina butuh pasokan daya sebesar 678 MW. Ini rencananya akan dipasok melalui kombinasi antara self power generation dan grid system milik PLN," ujar Djoko.

Wakil Menteri I BUMN Pahala Nugraha Mansury pun mengapresiasi kerja sama kedua BUMN yang merupakan wujud budaya kolaboratif yang ditekankan dalam BUMN. (mid/rd)