Polemik Pupuk Subsidi di Jember, Sarankan Pakai Pupuk Organik

Bupati Jember, Hendy Siswanto mengatakan, hal tersebut memang menjadi kebijakan pemerintah pusat pihaknya dan Pemkab. Hal ini perlu dan wajib diketahui oleh para petani yang kini mengeluhkan kelangkaan pupuk bersubsidi, yang notabenenya merupakan pupuk kimia.

Polemik Pupuk Subsidi di Jember, Sarankan Pakai Pupuk Organik
Bupati Jember, Hendy Siswanto.

Jember, HB.net - Polemik kelangkaan pupuk bersubsidi di Kabupaten Jember, masih berdengung di kalangan petani. Beberapa diantaranya menolak ajakan Bupati untuk beralih ke pupuk organik.

Bupati Jember, Hendy Siswanto mengatakan, hal tersebut memang menjadi kebijakan pemerintah pusat pihaknya dan Pemkab. Hal ini perlu dan wajib diketahui oleh para petani yang kini mengeluhkan kelangkaan pupuk bersubsidi, yang notabenenya merupakan pupuk kimia.

"Bupati wajib menyampaikan kepada para petani. Kebijakan dari pemerintah pusat itu, pupuk subsidi dikurangi," ungkapnya.

Petani harus beradaptasi dengan keadaan. Sehingga ia meminta agar petani harus mulai beralih ke penggunaan pupuk organik. "Jadi petani harus segera beralih ke pupuk organik. Tapi saya minta tolong, mulai sekarang (petani) harus latihan menggunakan pupuk organik," pintanya.

Pihaknya menanggapi kelangkaan pupuk subsidi ini dengan terus berupaya mengarahkan para petani untuk segera beralih pada penggunaan pupuk organik, sehingga petani akan terbiasa dan tahan terhadap kondisi krisis pupuk.

Kendati demikian, menurut Mulyanto sebagai salah satu petani dari Desa Kebonsari, menilai penggunaan pupuk organik tidak sebaik penggunaan pupuk bersubsidi yang biasa ia gunakan. Ia menyanggah pendapat Bupati yang mengarahkan petani beralih ke pupuk organik.

Ia juga menyampaikan hal tersebut berkaitan dengan hasil pertanian yang didapatkan. "Kalau pakai pupuk organik hasilnya kurang bagus. Biasanya hasil panen dapat dua ton, bisa-bisa berkurang jadi satu ton saja," ucapnya.

Sejauh ini, kebanyakan petani masih mencoba membeli pupuk non subsidi dengan harga dua kali lipat dari pupuk subsidi. Hal ini menjadikan kondisi semakin sulit bagi para petani, sebab mereka belum terbiasa dengan penggunaan pupuk organik, yang meski mudah pembuatannya.

Namun petani juga dituntut untuk menyesuaikan volume pembuatan pupuk organik dengan luasan lahan yang akan digarap. Hal itulah yang menyebabkan petani tetap memilih untuk membeli pupuk dengan harga tinggi atau tidak menanam, sebab tidak mampu membeli pupuk. (yud/bil/diy)