Satpol PP Pemkab Mojokerto Terus Adakan Razia

Tekad Bupati Ikfina untuk mewujudkan Kabupaten Mojokerto nyaman, mendapat dukungan penuh dari organisasi perangkat daerah (OPD).

Satpol PP Pemkab Mojokerto Terus Adakan Razia
Satpol PP melakukan penyegelan di warung remang-remang Desa Awang- Awang, beberapa waktu lalu.

Mojokerto, HARIAN BANGSA.net - Tekad Bupati Ikfina untuk mewujudkan Kabupaten Mojokerto nyaman, mendapat dukungan penuh dari organisasi perangkat daerah (OPD). Seperti yang ditunjukkan oleh jajaran Satpol  PP dengan menertibkan beberapa wilayah yang menggangu kehidupan masyarakat setempat.

Kepala Satpol PP Kabupaten Mojokerto Edy Taufik menjelaskan, dia bersama jajarannya beberapa kali melakukan penertiban warung remang-remang. Warung-warung ini sangat menggangu kenyamanan kehidupan masyarakat.

Di antaranya adalah penyegelan puluhah warung di Desa Awang-Awang Kecamatan Mojosari, yang dianggap melakukan praktik prostitusi  dengan berkedok warung kopi. Hal ini juga menjadi salah satu prioritas Satpol PP di tahun 2022 ini.  Selain itu, penertiban penyandang masalah kesejahteraan sosial (PMKS) di simpang empat Jalan RA Basuni Sooko juga menjadi atensi.

Dua hal itu disampaikan oleh Edy Taufik dalam focus group discussion (FGD) dengan  media yang tergabung dalam Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Mojokerto, Jumat (25/2).

“Jelas sebelum kami melakukan penyegelan atau penindakan tegas, selalu melakukan pendekatan humanis. Peringatan secara baik-baik dan saling mengerti. Selanjutnya, bila membandel, kami langsung tegas bertindak untuk kepentingan masyarakat luas,” jelas Edy.

Khusus, Desa Awang-Awang , lanjutnya, warung-warung di sana dipakai memfasilitasi prostitusi. Dan itu telah ada 38 tahun yang lalu. “Sudah waktunya membebaskan itu,” imbuhnya.

Diuraikannya lebih lanjut, lahan di lokasi tersebut adalah milik warga Mojokerto yang disewa oleh orang lain untuk didirikan warung kopi. Namun ternyata warung itu didesain dengan bilik-bilik dan difasilitasi para PSK dari Tretes.

Berbagai upaya penertiban sudah sering dilakukan sebelum kepemimpinan Edy Taufik. Antara lain patrol dan razia. Namun ternyata tidak menyelesaikan masalah hingga berlarut-larut selama 38 tahun.

“Pernah mengadakan razia, ditangkap, dicoba dites dengan Dinas Kesehatan ternyata dari 9 orang yang ditangkap, 6 orang positif HIV. Bahkan pernah ada yang meninggal dunia karena over dosis. Saya betul-betul getol. Terakhir ke sana kami segel. Sampai sekarang segel itu masih terpasang dan kita monitoring terus. Kami koordinasi dengan PLN supaya yang mencuri listrik diputus,” tegasnya.

Menurutnya, pihaknya di tahun 2022 ini punya dua prioritas, yaitu membebaskan Desa Awang-Awang di Kecamatan Mojosari dari prostitusi terselubung, dan membebaskan simpang empat Jalan RA Basuni, Sooko, dari PMKS.  Tentang PMKS di simpang empat Sooko, saat ini didirikan pos pantau untuk mempersempit gerak para PMKS.

“Kita fokuskan dulu di simpang empat Sooko,” terangnya. Nanti kita bergerak bersama sama. Teman-teman ini lebih senang diajak ke lapangan. Apalagi kita semua tahu kalau untuk penanganan perempuan dan anak-anak, bupati Mojokerto sangat menjadi atensi,” ujarnya.(ris/rd)