Banjir di Dua Desa akibat Tingginya Permukaan Air Laut

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sidoarjo Dwijo Prawito menyebut, banjir di Desa Kepuhkiriman dan Desa Wadungasri, selain karena curah hujan yang tinggi, juga disebabkan pasangnya permukaan air laut.

Banjir di Dua Desa akibat Tingginya Permukaan Air Laut
Salah satu wilayah di Sidoarjo yang mengalami banjir selama dua hari ini.

Sidoarjo, HARIAN BANGSA.net - Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sidoarjo Dwijo Prawito menyebut, banjir di Desa Kepuhkiriman dan Desa Wadungasri, selain karena curah hujan yang tinggi, juga disebabkan pasangnya permukaan air laut.

“Jadi aliran air dari permukiman dan jalan raya itu tidak bisa tertampung di sungai. Ini yang menyebabkan ada genangan. Pas curah hujan tinggi, pas pasang juga tinggi," kata Dwijo saat dikonfirmasi , Selasa (29/12).

Dia memperkirakan, pasang air laut itu akan berlangsung hingga nanti malam. Menurutnya, kemungkinan baru Rabu (30/12), diprediksi akan ada penurunan dari ketinggian genangan di dua desa tersebut.

Ditanya perihal penanganan, Dwijo menyatakan hal teknis penanganan tersebut berada di wilayah Dinas PUBMSDA. Sebab, pihak dinas memiliki pompa air di daerah Waru tersebut. Namun lagi-lagi, hal tersebut baginya akan sia-sia sebelum ada penurunan pasang air laut.

"Karena aliran air inikan ke Avoer Buntung. Jadi ya mudah-mudahan pasang bisa segera surut, sehingga pompa bisa dimaksimalkan. Kalau dari pantauan kami memang yang parah di Kepuhkiriman sama Wadungasri," ujarnya.

Lebih lanjut, Dwijo mengungkapkan, kondisi genangan hari ini terbilang stagnan sejak diguyur hujan lebat dua hari yang lalu. Terlebih, kemarin, Senin (28/12), hujan juga mengguyur area tersebut.

"Ya,  mungkin ada penurunan tapi cuma sedikit. Kami terus pantau kondisinya. Karena memang permasalahannya pasang air laut belum surut. Kami harap ini bisa segera surut, sehingga genangan di desa itu juga bisa segera surut juga," pungkasnya.(cat/rd)